Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 387
Bab 387
Benar saja, tidak lama seiclah Tracy kembali ke kantor di lantai 68, Sanjaya bersama penawal
menangkapnya: “Tolong ikut kami!”
“Apa?” Tracy bingung.
Sanjaya tidak bicara omong kosong dengannya, dia hanya memberi isyarat, dan kedua pengawal itu
langsung mendorongnya.
“Apa yang kalian lakukan?” Tracy berjuang mati-matian, “Lepaskan aku, lepaskan aku!”
Scgera, dia dibawa ke ruang konferensi di lantai 66...
Tuan besar duduk di kursi kulit Presdir, memegang tongkatnya, dan menatapnya dengan dingin.
Tatapannya seperti seribu panah yang tajam, scolah–olah dia akan menembakkan panah pada Tracy
sampai mati.
“Kenapa kamu menangkapku??” Tracy bertanya dengan marah.
“Kupikir kamu memang terlahir sebagai orang rendahan, tapi tak disangka kamu begitu kejamn!” Tuan
Besar berkata dengan dingin, “Beraninya kamu meracuni Linda??”
Tracy terbelalak karena terkejut, wajahnya penuh dengan ketidakpercayaan.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSetelah beberapa saat dia kembali sadar dan berkata dengan antusias, “Aku tidak tahu apa yang Anda
bicarakan, aku sama sekali tidak melakukan apa–apa”
“Diam!” Tuan besar sama sekali tidak memiliki kesabaran untuk berurusan dengannya. “Jujurlah,
mungkin aku masih bisa membiarkanmu hidup!”
“Aku benar–benar tidak...” Tracy sangat marah, “Apa kamu punya bukti kalau aku yang meracuni??
Jangan menuduh sembarangan.”
Tuan besar mengerutkan kening, dan tidak lagi tertarik untuk berbicara dengannya.
Sanjaya berkata dengan santai, “Nona Linda tidak makan apa pun hari ini, dia hanya minum kopi yang
kamu siapkan. Setengah jam yang lalu, dia tiba–tiba keracunan dan pingsan.”
Tracy tercengang, scharusnya dia menyadarinya dari awal, Linda memintanya untuk mengantarkan
kopi ke ruang kantor hari ini, lalu sauna sckali tidak mempersulitnya, dan malalı berkata “Terima kasih”
padanya.
Pada saat itu, dia merasa aneh, kenapa hari ini Linda begitu sopan padanya?
Ternyata ada udang di balik batu.
“Tidak bisa berkata–kata lagi?” Sanjaya bertanya dengan dingin.
“Hanya karena dia minum kopi yang kusiapkan, sudah dianggap aku meracuninya?” Tracy
menjawab dengan cemas, “Kalian menjcbakku! Siapa yang bisa menjamin bahwa dia tidak makan
makanan yang lain? Dia tadi siang pergi makan di lantai 17.”
“Kami tidak akan menangkap orang tanpa alasan.”
Sanjaya memberi isyarat, dan pengawal mengeluarkan gelas kopi di dalam kantong tersegel, masih
ada cairan kopi di dalamnya.
“Aku menyuruh sescorang ke ruang kantor Tuan Muda untuk mencari gelas kopi yang belum dicuci ini,
lalu memeriksanya, dan memang beracun.” Sanjaya menunjuk ke kantong yang tersegel.
Tracy terbelalak karena terkejut. Perbuatan Linda tcrlalu kejam. Dia menaruh racun di kopinya sendiri,
lalu menjebaknya?
“Jangan banyak bicara lagi dengan orang seperti ini.” Tuan besar memerintahkan, “Pergilah ke kantor
polisi bersama dengan barang bukti.”
“Baik!” Sanjaya mengangguk dan segera melaksanakannya.
“Aku tidak, sungguh bukan aku...” Tracy membela diri dengan cemas, “Kalian pikirlah baik–baik, jika
aku yang meracuninya, kenapa aku tidak membersilakan kopi beracun itu? Dan ditinggal di sana
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmselama beberapa jam, menunggu kalian memeriksanya?”
Tuan besar sama sekali tidak mau mendengarkan dan dia membuat isyarat dengan dingin.
Pengawal segera melangkah maju, hendak menyeret Tracy ke bawah.
hi
“Tunggu!” Pada saat ini, Daniel bergegas. Dia melepas jaketnya dan hanya mengenakan kemeja putih.
Masih ada sedikit darah di kemeja dan lehernya yang belum sempat dibersihkan.
“Kakek, yang terjadi di perusahaanku, biar aku menyelidikinya dulu,” kata Daniel.
“Sanjaya sudah menyelidikinya. Tuan Besar berkata dengan dingin, “Kenapa? Buktinya tidak cukup?”
T
!!!!11111
“Ada aturan untuk memutuskan sebuah kasus. Hanya mengandalkan bukti kecil ini, tidak bisa
menjclaskan apa–apa.” Daniel melirik Tracy, “Aku nicngenal wanita ini. Dia bodoh dan pemalu, jadi
tidak mungkin dia meracuni orang lain.”
“Kalau begitu jelaskan padaku, ada apa dengan kopi ini?” Tuan Besar inenunjuk gelas kopi dengan
congkat, “Ada orang yang menjebaknya?”