Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 372
Bab 372
Tiba–tiba, semua kehangatan barusan menghilang...
Pasangan mana yang ketika berbelanja, lalu menyuruh wanita untuk membawanya.
Tapi di sini, Daniel terang–terangan memintanya membawanya.
Sejak kecil, dia tidak pernah membawa apa pun sendiri, dan di dunianya, ini adalah sebuah hal yang
wajar!
Tracy tidak bisa berkata–kata, dia icrpaksa mengikuti Danic) sambil membawa tas belanja bosan dan
kecil...
“Tuan, pakaian Anda sebelumnya sudah dibungkus.” Pelayan mengejarnya.
“Buang saja.” Ucap Daniel tanpa menolch scdikitpun.
“Uh...” Pelayan itu tericgun, pakaian ini lebih mahal dari semua pakaian yang mereka beli malam ini,
dibuang begitu saja?
Sayang sekali, kan?
“Jangan dibuang. berikan padaku.” Tracy buru–buru mengambil pakaian itu, “Terima kasih!”
“Sama–sama.”
Mereka berdua menuruni tangga, Daniel hanya membawa sebuah kotak hadiah kaus kaki, sambil
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmemasukkan tangannya yang lain ke dalam saku celananya.
Tracy membawa tas besar dan tas kecil di belakangnya, seperti asisten kecil.
Pada saat ini, ponselnya berdering, dan dia hanya bisa meletakkan barang–barangnya di lantai,
mengeluarkan ponselnya dari sakunya untuk menjawab telepon: “Halo, Carlos, kalian sudah sampai
rumah?” Mami baik–baik saja, Mami akan segera kembali.”
Saat masih berbicara di telepon, pintu lifi terbuka, kemudian Tracy meletakan ponselnya di antara
wajah dan balunya, dia sibuk membawa barang–barang.
Daniel menatapnya, tidak sekalipun terpikir untuk membantunya.
Tracy kesal sambil mengatupkan giginya, memarahi pria ini di dalam hatinya, benar–benar tidak tahu
diri!
“Mami sedang berbelanja di mal, tidak apa–apa, jangan khawatir...”
“Mami tutup dulu teleponnya ya. Paling lama setengah jam lagi akan pulang. Para perawat sedang
menjaga kalian, kan? Kalian mandi dulu, lalu setelali pulang nanti, Maini akan menceritakan sebuah
cerita untuk kalian...”
Setelah menutup telepon, ponsel Tracy tidak sengaja jatuh ke lantai, dia terkejut, buru–buru
berjongkok untuk mengambilnya.
Danicl berhenti dan berbalik untuk menunggunya.
Pada saat ini, beberapa anak muda datang dari belakang dan melihat Tracy, mereka tidak
membantunya, Ictapi malah terpesona.
Daniel memperhatikan bahwa Tracy mengenakan kemeja terusan yang baru dibeli, roknya pendek dan
akan ada yang terlihat saat berjongkok...
Dia segera berjalan mendekat, berdiri di belakang Tracy, menutupi dirinya, dan menatap pemuda–
pemuda itu dengan tatapan tajam.
Mereka pun buru-buru memalingkan wajahnya dan mengambil jalan memutar.
“Apa kamu tidak bisa membantuku mengambilkannya?” Tracy kesal dan tidak berdaya, “Layar
ponselku rusak!”
1L
“Kenapa kamu tidak memberitahuku, jika kamu butuh bantuan?” Daniel dengan cepat mengambil
beberapa tas, dan membawanya, “Berjalan saja kesulitan, menurutinu apa yang bisa kamu lakukan?”
“Kamu...” Tracy tidak bisa berkata–kata, apa pria ini hanya memiliki satu lendon di otaknya? Melihat
dia yang sedang membawa begitu banyak barang, dia tidak bisa berinisiatif untuk membantunya, dan
malah menyalahkannya tidak membcritahunya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm*Presdir Daniel!” Pada saat ini, Ryan dan pengawal bergegas menghampirinya.
“Kalian datang tepat pada waktunya.”
Daniel menyerahkan tas besar dan tas kecil itu, tetapi tidak memberikan kotak kaus kakinya, ia
membawa sendiri.
Pengawal itu dengan cepat mengambil barang–barang itu dan mengikuti dari belakang.
Sekelompok orang berjalan keluar dari mal, dan mobil sudah siap di pintu.
Pengawal itu membuka pintu kursi belakang dan membungkuk dengan hormat.
Daniel langsung masuk ke mobil.
“Aku akan naik taksi di luar, terima kasih.” Tracy ingin pulang lebih awal.
“Masuk.” Perintah Daniel.
Tracy tahu bahwa perintahnya tidak dapat ditolak, jadi dia harus masuk ke dalam mobil.
Pengawal itu meletakkan pakaian yang baru dibeli di bagasi dan masuk ke mobil belakang.
Mobil perlahan–lahan mulai melaju.
Tracy melihat jam di ponselnya dan ingin pulang sesegera mungkin, tetapi saat itu, dia menemukan
bahwa mobil itu tidak menuju ke arah Jalan Bahagia, tetapi ke arah kediaman Daniel
Dia buru–buru bertanya, “Mau kemana?”
“Rumahku.” Daniel memutar ponselnya di tangannya.
“Aku harus pulang.” Tracy menjadi cemas, “Anak–anak menungguku di rumah.”