Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 355
Bab 355
Carla berlari masuk ke istana bermain anak dan bertemu dengan Christian.
la duduk sendirian di sudut ruangan, diam menatap bonekanya, aura keangkuhan dalam sorot
matanya kini telah hilang, ia menjadi pendiam dan sedikit depresi.
Carla ragu sejenak, ia lalu berjalan menghampirinya, memberikannya cs krim: “Christian, ini untukmu!”
Christian mendongakkan kepala dengan perlahan, matanya berseri–seri saat melihat Carla: “Carla!”
“Cepat ambil, sudah mau mencair.”
Carla menyerahkan es krim padanya, tidak sengaja mengenai hidungnya.
Christian mengambil es krimnya, ia merasakan dingin pada hidungnya, lalu menunduk melihat apa
yang terjadi.
Carla tidak dapat menahan tawanya melihat Christian.
“Hchc!” Christian tersipu malu pada awalnya, lalu ikut tertawa terbahak-bahak.
Teman–teman kecil di sekitar mereka ikui terlawa, walaupun tidak tahu apa yang sedang mereka
terlawakan, namun mereka tetap tertawa.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtDalam sekejap, terdengar suara tawa anak–anak menggelegar di seluruh taman bermain, persis
seperti dunia dongeng penuh dengan kepolosan dan kesempurnaan.
Ketika Tuan Besar menggandeng tangan Carlos masuk, ia melihat seluruh taman bermain penuhi
dengan tawa anak–anak, dalain sekejap ia juga ikut tertawa.
“Kakek, itu Christian.” Carlos menunjuk Christian, mengangkat kepala dan bertanya ke kakek dengan
serius, “Apa boleh membiarkan dia bermain di sini? Meskipun mamanya, ncneknya sangat jahat dan
tidak tahu cara menghargai orang, tapi dia bukan anak yang jahat.”
“Baiklah.” Tuan Besar sangat bersyukur, “Cucuku benar–benar baik hati!”
Alasan ia menyukai ketiga anak ini bukan hanya karena mereka patuh, menggemaskan, sopan dan
bijaksana, namun juga karena kebaikan yang murni dari dalam hati.
“Terima kasih, kakek.” Carlos menghembuskan napas lega.
“Bermainlah dengan teman–teman lainnya!” Tuan Besar mengusap kepalanya lembut dengan penuh
kasih sayang, “Kakek sangat senang melihat kalian di sini!”
“Kalau begitu aku akan ke sana“. Carlos tidak dapat menahan dirinya dan berlari masuk ke
kerumunan, bermain bersama dengan Carlos.
“Sesuai dengan instruksi anda, nantinya tempat ini akan dibuka gratis untuk anak–anak yang patuh
dan sopan.”
Sanjaya berjalan melapor ke Tuan Besar.
“Ya.” Tuan Besar melihat anak–anak, ia menghembuskan napas dan berkata, “Bersama dengan anak–
anak begitu menyenangkan, dunia ini serasa berubah menjadi bersih dan polos, tidak ada gangguan
pikiran sedikitpun!”
“Betul, aku juga sangat senang saat bersama dengan mereka” Sanjaya tersenyum. “Semakin dilihat,
semakin menyukai ketiga anak ini.”
“Tentu saja, lihat dulu mereka cucunya siapa.” Tuan Besar menatapnya dengan tatapan kosong.
“Hehe...” Sanjaya tertawa, ia hendak melanjutkan perkataannya, namun terhenti.
“Apa yang ingin kamu katakan? Katakan saja.” Tuan Besar menatapnya.
“Aku selalu merasa bahwa mami anak–anak ini memang sengaja menghindarimu.” Sanjaya berbisik,
“Hari ini kita berkunjung ke rumah mereka, namun mereka tidak membiarkanmu masuk, saat aku
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmhendak menaruh hadiah di dalam rumah, Carlos langsung mengambilnya... seperti disengaja.”
“Carlos sudah bilang, maminya sedang sakit.” Tuan Besar memahaminya dengan sangat baik,
“Beberapa hari ini, aku bisa menyimpulkan bahwa keluarga mereka hanya ada dua orang, mami dan
nenek, tidak ada ayah.
Coba kamu bayangkan, dua perempuan membesarkan tiga orang anak, tidak ada sosok laki–laki di
dalam keluarga, jadi mereka tidak terbiasa dengan laki–laki masuk ke rumahnya, sangat normal.”
“Benar juga,” Sanjaya mengangguk.
“Anak–anak bisa punya pikiran apa?” Tuan Besar dengan mata penuh cinta menatap Carlos, “Cucuku
sangat bijaksana, aku sangat menyayanginya.”
“Saat Tuan Muda masih kecil, ia juga seperti ini.” Sanjaya teringat Daniel saat masih kecil, “Jika
diperhatikan, Carlos dan Carles sedikit mirip dengan Tuan Daniel. Terutama Carlos, sifatnya pun
sama.”
“Anak itu, jika dia benar–benar bisa melahirkan ketiga anak ini, aku akan terbangun dari mimpiku dan
menertawainya.” Ketika Tuan Besar teringat akan Daniel, dia menjadi marah, “Setiap hari hanya bisa
membuatku marah. Sangat tidak mudah membuka matanya, sehingga akhirnya dia bisa mencintai
orang lain, tapi malah jatuh cinta pada perempuan yang tidak benar, benar–benar buta!”