We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 229
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 229

“Roxy?” Tracy tercengang, “Kenapa ia bisa di sini?”

Seharusnya ia berada di rumah barunya....

“Aku khawatir Roxy kelaparan, jadi aku membawanya kemari.” Setelah Lily menjelaskan, ia

membungkukkan badan menunduk kepala minta maaf, “Aku melakukannya tanpa izin darimu, benar–

benar maaf!”

“Tidak, tidak, tidak usah minta maaf. Terima kasih..”

Sejak kemarin pagi keluar, Tracy sama sekali belum pulang ke rumah. Jika Roxy terus dikurung di

dalam sangkar akan menjadi musibah.

Jadi, ia sangat berterima kasih pada Lily.

Tetapi, ia juga cemas apakah Lily menyadari sesuatu saat ke rumahnya.

Walaupun setelah ia pindah rumah ia belum sempat membereskan barang–barang. Barang barang

anak diletakkan di kamar belum dikeluarkan. Jika memang ada niat menyelidiki, maka tetap bisa

diselidiki...

“Jangan cemas, aku hanya membawa Roxy kemari. Tidak akan melanggar privasimu dan tidak akan

menyentuh barangmu.” Tampaknya Lily melihat kekhawatiran Tracy.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Oh, hehe, baiklah kalau begitu.” Tracy tertawa canggung.

“Mami, Mami....”

Roxy tadi masih kebingungan, begitu melihat Tracy ia semangat dalam seketika. Ia mengepakkan

sayapnya yang terluka sembari memanggil Tracy.

“Roxy!” Tracy mengeluarkan Roxy dari sangkar, meletakkannya di atas tangannya. Mencium kepala

kecil berwarna hijau.

“Mami, rindu, rindu.”

Roxy menggunakan kepala berbulunya menggesek–gesek wajah Tracy.

Selama beberapa tahun ini, Tracy tidak pernah meninggalkannya di rumah. Kemarin pagi ia keluar dari

rumah dan tidak pulang hingga malam.

Roxy terkurung di dalam sangkar. Makanan dan minumannya telah habis, ia kelaparan memanggil

Tracy.

Untung saja Lily menjemputnya kemari.

“Maafkan aku, Roxy. Kemarin tiba–tiba ada urusan, Mami tidak sempat menjagamu. Kedepannya

Mami tidak akan meninggalkanmu lagi.”

Tracy minta maaf kepada Roxy.

“Huhu....”

Roxy berpura–pura menangis, belajar dari Carla. Ia juga menggunakan sayap menutup matanya,

kelihatannya tampak sedih.

“Burung beo ini imut sekali.” Pelayan wanita mengaguminya.

“Iya, hahaha....” Lily tertawa.

“Carla, Carles, Carlos, rindu, rindu.

Roxy tiba–tiba mengepakkan sayapnya yang terluka dan memanggil ketiga anaknya.

Pelayan wanita tidak memperhatikan, ia dengan serius meletakkan sarapan di meja.

Sedangkan Lily terperangan, tatapannya ruwet.

Tracy gagap, lekas menjelaskan, “Itu adalah anak dari bibi Juni, Roxy sering makan dengan

mereka....”

“Mami, nenek, nenek.”

Roxy mendengar nama bibi Juni, langsung memanggil nenek.

“Nenek pulang ke desa.” Tracy lekas membawa Roxy ke kamar mandi, “Sudah, sudah, Mami mau cuci

muka. Mami bawa kamu, ya.”

Setelah tiba di kamar mandi, ia tutup pintu dan bergegas mengingatkannya, “Roxy, jangan asal bicara,

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

kamu akan mencelakai Mami!”

“Carla, Carles, Carlos...” Roxy memanggil mereka bertiga dengan sedih.

“Sudah kubilang jangan bicara lagi.” Tracy benar–benar panik, “Tenangkan dirimu, jangan bicara lagi,

Mami akan membawamu mencari mereka.”

“Yey!” Roxy mengangkat tinggi sayapnya seolah mendapatkan kemenangan.

“Mami kalah.”

Tracy menghela napas, ia harus mencari waktu membawa Roxy ke desa. Menyerahkan Roxy kepada

bibi Juni sekalian melihat Carla sudah sembuh atau belum.

“Sudah bangun?” tiba–tiba terdengar suara Daniel dari luar.

“Iya, Nona Tracy sedang ke kamar mandi.” jawab Lily dengan sopan.

Tangan Daniel memberi instruksi, Lily dan pelayan wanita pergi meninggalkan ruangan itu.

Tracy buru–buru cuci wajah, meletakkan Roxy di bak mandi dan berbisik kepadanya, “Jangan

bersuara, ya. Mami keluar sebentar, nanti kembali lagi.”

Lalu, ia membuka pintu keluar dan menutup pintunya…

Ne

en

“Yang tidak tahu, akan mengira kamu menyembunyikan seorang pria di dalam kamar mandi.” Daniel

melihat Tracy yang umpat–umpatan dan tidak bisa menahan diri meledeknya, “Bukankah hanya

seekor burung beo?”