We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 200
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 200

Setelah kembali ke Jalan Bahagia, hal pertama yang dilakukan Tracy adalah membeli ponsel baru.

Kali ini, Tracy memutuskan akan membeli ponsel terbaik. Semoga kedepannya tidak mudah rusak.

Setelah memasang kartu SIM, ia bergegas menelepon Bibi Juni.

Bibi Juni tidak bisa menghubungi Tracy semalam. Ia sedang panik, mengira terjadi sesuatu dengan

Tracy.

Tracy menjelaskan ponselnya rusak, lalu ia melakukan panggilan video dengan ketiga anaknya.

Ketiga anaknya mengenakan jaket bunga–bunga. Mereka tampak tampan dan menawan.

Carlos mengernyitkan kening, “Mami, kamu baik–baik saja, kan? Kami sangat mencemaskanmu.”

tanya Carlos penuh rasa khawatir.

“Mami baik–baik saja. Tenang saja.” Tracy meyakinkannya.

Carles muncul di depan kamera menunjukkan tinjuan kecilnya, “Mami, beberapa hari ini aku

Setelah aku berubah menjadi lebih kuat, aku bisa melindungimu.”

“Terima kasih anakku.” Tracy tertawa terhibur, “Carles benar–benar hebat!”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Mami, mami...” Wajah kecil tembem Carla muncul di depan kamera. Begitu melihat mami, mata

anggurnya mulai berair, “Mami, aku rindu mami, huhuhu

Melihat Carla menangis, mata Carlos dan Carles ikut memerah. Tetapi dua anak laki–laki mengatup

mulutnya, berusaha tidak menangis.

“Carla anak yang baik. Setelah urusan mami selesai, mami akan menjemput kalian.”

Tracy bergegas menenangkan mereka, “Sekarang orang jahat telah ditangkap, Mami ingin merenovasi

rumah dulu. Setelah kalian datang nanti, kalian bisa melihat rumah yang indah dan hangat.”

“Bagus sekali.” sorak ketiga anak itu.

“Mami, kami ke sana bantu Mami beres–beres.” ungkap Carlos dengan penuh rasa tanggung jawab,

“Kami tidak bisa membiarkan mami kesulitan sendirian.”

“Benar, tenaga Carles kuat. Aku dapat membantu mami bekerja.”

Carles mengepalkan lengannya, menunjukkan otot bisepnya.

“Aku juga bisa membantu Mami...”

Carla mengendus, air matanya menetes keluar, mengalir di wajah tembemnya.

“Carla, Carla!”

Roxy terbangun begitu mendengar suara Carla. Ia menggerakkan kepala melihat sekeliling dulu, lalu

menyadari mereka berada di dalam layar ponsel. Ia bergegas mendekat dan memanggil.

“Carlos, Carles, Carla!”

“Roxy.”

Ketiga anak sangat girang melihat Roxy. Mereka semua melambaikan tangan kecil menyapa Roxy.

“Rindu, Rindu!” Roxy mengucapkan kata ini berulang–ulang di hadapan kamera.

Anka–anak berebut untuk mendekat.

“Roxy, kami juga rindu padamu.”

“Eh, Roxy, kenapa sayapmu terluka?”

“Roxy terluka karena melindungi mami. Tetapi sudah diperiksa ke dokter. Sekarang sudah tidak apa–

apa, beberapa hari lagi akan membaik.” Tracy menenangkan mereka, “Kalian bertiga harus jadi anak

baik, ya. Tunggu Mami jemput kalian!”

“Iya, kami akan jadi anak baik!”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Tracy melihat ketiga anaknya, rasanya hidupnya penuh harapan.

Setelah menenangkan anak–anaknya, Tracy pulang ke rumah. Ia menyadari pemilik rumah mengganti

kunci pintu dan juga menempelkan surat peringatan besar. Memperingatkan Tracy

segera menghubunginya!

Tracy terkesiap, ia bergegas menelepon pemilik rumah.

Pemilik rumah datang dengan cepat, ia memarahi Tracy sambil menunjuk–nunjuk. Kemudian

memintanya ganti rugi sebesar 60 juta. Deposito dan biaya sewa tidak dikembalikan. Ia juga meminta

Tracy segera pindah rumah hari ini juga.

Tracy berargumen dengannya, pada akhirnya pemilik rumah berkata, “Setelah kamu pindah kemari

banyak sekali hal yang terjadi. Sebelumnya selalu ada orang yang mencarimu, berteriak memakimu.

Aku sudah lama menahannya, tetapi sekarang lebih keterlaluan. Malah terjadi penculikan dan

pembunuhan. Memangnya kamu pikir rumahku ini tempat apa?”

“Bu Dewi, dengarkan penjelasanku dulu...”

tu tidak ingin dengar. Pokoknya kamu segera tinggalkan rumah ini, kalau tidak, aku akan lapor polisi.”

Bu Dewi dengan rambut keriting marah–marah, “Beberapa hari ini aku tidak melapor polisi, tidak

membuang barangmu keluar. Menunggumu kembali untuk berdiskusi. Ini sudah toleransi dariku!”