We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Chapter 161
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 161

Stanley sedikit terkejut, tidak disangka Tracy meneleponnya.

Tracy secara singkat menjelaskan tujuannya. Stanley berkata tanpa daya, “Waktu itu, saat aku pulang

ke rumah, aku meminta Alice untuk mengembalikan kalung itu kepadamu dan dia berjanji akan

melakukannya. Akhir-akhir ini, aku sibuk bekerja dan sudah lama tidak pulang ke rumah. Ternyata dia

membuat masalah lagi..

“Maaf, seharusnya aku tidak merepotkanmu.”

Tracy mendengar suara Stanley yang tidak berdaya dan lelah.

“Tidak, tidak, aku sangat senang ketika kamu menghubungiku.” Stanley berkata dengan lembut,

“Tenang saja, aku akan membereskan masalah ini, aku berjanji setelah mereka kembali dari Prancis,

aku sendiri yang akan mengembalikan kalung itu kepadamu!”

“Kapan mereka akan kembali?” Tracy bertanya.

“Sepuluh hari lagi, dia bilang akan membawa Christian ke kilang anggur Bordeaux ku …”

“Sepuluh hari…”

Tracy ingin menangis. Daniel hanya memberinya waktu tiga hari. Sekarang satu hari telah berlalu dan

tersisa dua hari lagi. Jika kalung itu tidak dikembalikan, dia pasti akan memaksanya untuk

menandatangani perjanjian utang itu.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Bagaimana ini?

“Apakah Presdir Daniel memarahimu?” Stanley bertanya dengan prihatin, “Aku akan menjelaskan

padanya …”

“Tidak perlu.”

Tracy teringat waktu itu, kepalanya terluka karena Daniel, ia tidak berani membiarkannya mengambil

risiko lagi.

“Tapi…”

“Tidak apa-apa, aku akan menjelaskan situasi sebenarnya padanya, dia tidak akan melakukan apa pun

padaku.”

Tracy berpura-pura santai.

“Baiklah.” Stanley tersenyum pahit, “Hubunganmu dengannya memang lebih baik dariku …”

“Aku …” Tracy ingin menjelaskan, tapi setelah memikirkannya, dia merasa itu tidak perlu. Jadi dia

berubah pikiran, “Aku akan membersihkan gelang itu dan mengirimkannya kepadamu besok. Setelah

mereka kembali, tolong pastikan mereka mengembalikan kalung itu padaku.”

“Tenang saja, aku tidak akan pernah mengingkari janjiku.” Stanley meyakinkannya, “Selain itu, lebih

baik jangan mengirimkan barang berharga seperti itu. Bagaimana kalau aku sendiri yang

mengambilnya besok?”

“Ini .” Tracy ragu-ragu dan berkata, “Kita bertemu di luar saja.”

“Ok, kalau begitu besok malam jam enam di Berlian Biru saja.”

“Ok.”

Setelah menutup telepon, Tracy berjalan keluar kamar. Bibi Juni telah mengambil gelang dari sangkar

dan berlari ke kamar mandi dengan kaki pendek dan besar seperti gajahnya.

“Milikku! Milikku!”

Roxy dengan cemas mengejar Bibi Juni, bahkan mematuk tangan Bibi Juni dengan paruhnya yang

melengkung untuk mengambil kembali gelang itu.

“Roxy, diam, jangan membuat onar!” Carla melambaikan tangan kecilnya yang gemuk untuk mengusir

Roxy.

“Nenek, cepat masuk.” Carlos membuka pintu kamar mandi agar Bibi Juni masuk, kemudian segera

menutup pintu.

“Roxy, jangan nakal!”

Carles memegang sapu dan menghalangi pintu seperti dewa pintu.

Roxy mengepakkan sayapnya dan terbang di sekitar lampu gantung di ruang tamu, mengulangi

kalimat: “Milikku! milikku!”

“Matre!” Carla menghentakkan kakinya dengan marah, wajah kecilnya yang tembem memerah.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Mulai hari ini aku akan mengajarimu setiap hari, harus memperbaiki cara pandanganmu yang

menyimpang!” Carlos menunjuk Roxy dengan wajah serius.

“Benar, dia harus diajari. Sekarang seperti ini, setelah tumbuh dewasa nanti akan jadi

apa?”

Carles belajar berbicara dengan nada seperti orang dewasa.

Tracy tertawa terbahak-bahak ketika melihat keramaian di rumah, dia merasa hangat bahkan ketika

dirundung masalah.

“Jangan berantem dengan Roxy, cepatlah sarapan, pergi ke sekolah. dan berangkat kerja. Kalian akan

terlambat jika seperti ini terus.”

Teriak Bibi Juni di kamar mandi.

“Astaga, sudah jam 7.40.” Tracy melihat jam dan buru-buru pergi ke dapur untuk mengambil

sarapannya, “Ayo cepat sarapan.”

“Oh!” Ketiga anak itu pergi ke dapur untuk mencuci tangan dan duduk di meja, menunggu Tracy

membagikan bubur yang sudah dimasak.

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara “Krak”. Roxy buang air besar dan jatuh tepat ke dalam panci…

Mereka bertiga semua tercengang dan segera terdengar teriakan marah–

“Ah – sarapanku!!!”

“Roxy, aku putus hubungan dengamu!!!”

“Roxy, aku akan mencabuti bulumu,”