Bab 783
Dapich kembali ke vila pemandian air panas sambil menahan kekesalannya. Awalnya dia ingin
menenangkan diri, tapi dia menyadari Andi dan Kiki sedang mengawasinya.
Dia tahu, mereka berdua adalah orang yang diutus oleh kakeknya untuk mengawasinya dan Victoria.
Meski tidak ingin, dia tetap harus melanjutkan sandiwara ini.
Jadi, dia berganti pakaian dengan pakaian santai, lalu datang ke pemandian air panas untuk mencari
Victoria.
Victoria mengenakan baju icrusan dari sutra putih yang tipis, dia sedang duduk sambil merendam
kakinya dengan rambut panjang hitamnya yang dibiarkan tergerai.
Beberapa perawat wanita sedang berjaga di samping dan memuji dengan tulus, “Nona Victoria, Anda
sangat cantik!”
“Benar, benar. Kecantikan Nona Victoria adalah kecantikan alami, bagai malaikat yang turun dari
langit.”
“Benar, sungguh cantik.
Beberapa wanita bercengkerama dengan antusias.
Victoria tersenyum lembut. Angin yang berembus, meniup pelan rambutnya dan semakin menampilkan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtkecantikannya.
Hanya saja, dia memiliki kecantikan yang berbeda dari Tracy. Dia seperti seorang dewi yang tidak
memiliki kesan duniawi.
Sedangkan Tracy, terpancar aura yang anggun dan clegan, ada aura yang berbeda dari orang lain
dalam sorot matanya.
Sciclah terdiam di tempat beberapa detik, Daniel melangkahkan kakinya.
“Presdir Daniel!” Scorang perawat wanita menyadari kedatangan Daniel dan segera memberi hormat
“Presdir Danici...” Perawat wanita lainnya segera berdiri di samping.
Saat melihat Daniel, Victoria sedikit panik. Dia segera mengulurkan tangannya untuk mengambil syal,
tapi luka di tubuhnya membuatnya hampir saja terjatuh ke dalam air...
Untung saja Daniel segera menahannya.
Dan karena tubuhnya tidak bertenaga, dia pun terjatuh ke dalam pelukan Daniel.
Aroma bunga yang samar segera merebak, tubuh langsing dan lembut yang bergetar, bersandar di
dada Daniel, Icrlihat sangat menawan....
“Kainu tidak apa?” Daniel langsung mendorongnya dan memakaikan jaket di tubuhnya.!
Terima kasih!” Victoria menggunakan bahasa isyarat, matanya yang jernih menatap Daniel penuh
makna.
Daniel duduk di kursi santai yang ada di samping, setclah dia memberi isyarat tangan, semua perawat
wanita dan pelayan mundur ke sisi samping,
Di sisi tanaman semak berbunga yang tak jauh dari sana, Andi sedang menatap ke aralı sini sambil
memegang ponsel.
Dia sedang melakukan panggilan vidco, Tuan Besar sangat gembira melihat keintiman Daniel dan
Victoria melalui kamcra ponsel itu.....
“Barusan hujan sangat deras, apa perjalananmu lancar?” Victoria melakukan bahasa isyarat, berusaha
mencari copik pembicaraan.
“Kalau tidak lancar, bagaimana aku bisa tiba di sini sekarang?” ujar Daniel spontan.
Ekspresi Victoria menjadi kaku sejenak, dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.
Daniel bersikap seperti lelaki yang kaku, tidak peduli topik pembicaraan apapun yang dibuka Victoria,
dia selalu bisa menyudahi topik itu.
“Bagaimana? Apa terbiasa tinggal di sini?” Daniel melirik ke arah vila.
“Lumayan.” Victoria segera menanggapi, “Aku sangat menyukai tempat ini.”
“Baguslah kalau begitu.” Daniel menganggukkan kepalanya, lalu menunjuk ke arah pemandian air
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmpanas, “Sering–sering berendam lah, itu baik untuk keschatan tubuh.”
Sciclalı itu, dia ingin beranjak pergi, tapi Ryan incmberi isyarat mata. Dia tahu, kedua mata–mata itu,
Andi dan Kiki, sedang nicngawasinya dari suatu empat, Tuan Besar pasti sedang melihat adegan ini,
jadi dia masilı harus bersabar......
Terasa canggung, dia tidak bisa membahas topik apa pun dengan wanita lain, kecuali dengan
Tracy.
Apa pun yang dibicarakan olch para wanita, dia tidak pernah merasa menarik.
“Apa tadi kamu mengalami hal yang tidak menyenangkan?” Victoria tiba–tiba bertanya.
“Hah?” Daniel sedikit terkejut, “Bagaimana kamu tahu?”
“Melihat dahimu yang sedikit mengerut, dan dari tatapan matamu sepertinya juga ada masalah.”
Victoria menatap Daniel sambil tersenyum, lalu melanjutkan bahasa isyaratnya, “Sudah bertemu Duke
Louis, ya? Ada masalah dengan kerja samanya.”
“Bagaimana kamu tahu aku bertemu Dukc?” Akhirnya Danici mengalihkan perhatiannya pada Victoria.
“Tuan Eric bilang, kamu menghadiri perjamuan untuk bertemu dengan seorang teman penting.
Kudengar, belakangan Duke Louis sedang berada di Kota Bunaken, kupikir teman penting itu
scharusnya adalah dia, benar?”
Victoria tersenyum sambil melakukan bahasa isyarat, “Lalu, kenapa aku bisa tahu suasana hatimu
kurang baik, pa kamu lupa aku belajar psikologi?”