Bab 517
Ini….” Daniel membuka sebuah aplikasi di dalam tablet, lalu menyerahkannya pada Carlos, “Kamu
coba lihat ini, apa kamu memahaminya?”
“Iya.” Carlos menerimanya, lalu melihatnya. Ia tampak bersemangat, “Ini adalali rancangan desain VR,
sebuah produk teknologi. Dari mana paman mendapatkannya?”
Bab 517
“Ini....“Danlel membuka sebuah aplikasi di dalam tablet, lalu menyerahkannya pada Carlos, “Kamu
coba lihatini, apa kamu memahaminya?“.
“Ivo.” Carlos menerimanya, lalu melihatnya. Ja tampak bersemangat, “Ini adalah rancangan desain VR,
sebuah produk teknologi. Dari mana paman mendapatkannya?”
“Kamu memahaminya?” Daniel sangat terkejut, “ini adalah produk desain terbaru dari perusahaan
kami. Digunakan untuk pendidikan anak–anak, sekarang ada beberapa masalah belum bisa
diselesaikan...”
“Masalah apa?” Carlos mengoperasi tablet sambil bertanya.
“Ada titik buta dalam departemen penelitian dan pengembangan...” Daniel sengaja membimbingnya,
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Aku masih belum menemukan masalahnya di mana. Coba kamu lihat, jika kamu bisa menemukannya,
aku akan mengabulkan permintaanmu!”
“Benarkah?” Carlos yang selalu tampak tenang, mulai menunjukkan senyuman antusias yang tak
pernah terlihat sebelumnya. Ada gemerlapan berbeda dalam matanya, “Permintaan apa saja boleh?||
“Boleh,“Daniel menganggukkan kepala.
“Baiklah, aku akan mencobanya.” Carlos tidak fokus makan lagi, ia fokus dalam rancangan desain itu.
“Carlos, makan dulu.” Tracy mengingatkannya dengan lembut, “Selesai makan baru lihat.”
“Mami, aku sudah kenyang..
Kelopak mata Carlos tidak bergerak ke atas Tangan kecilnya masih terus menggeser layar tablet,
meneliti rancangan ini dengan cermat.
“Kamu baru makan satu bakpao babi, susu tidak diminum, bubur tidak dimakan Mana mungkin sudah
kenyang?” Tracy cemas, “Cepat makan, kalau tidak, mami akan mengambil tablet itu.”
Kemudian ia menegur Daniel, “Kamu ini, saat makan malah memberi pertanyaan pada anak–anak,
membuatnya tidak fokus makan.”
“Ugh.” Daniel baru pertama kali ditegur secara langsung. Ia tidak berani menyangkal, hanya menegur
Carlos dengan tegas, “Sudahlah, nanti baru lihat. Makan dulu, kalau tidak, Mamimu akan meledak.”
“Oh.” Carlos mau tak mau meletakkan tablet, lalu kembali fokus makan.
“Paman Daniel, aku juga ingin dikabulkan permintaannyal” Carles sangat iri pada Carlos. la berbicara
dengan lemah, “Walaupun aku tidak sepintar Kak Carlos dan tidak bisa menangani produk teknologi
itu, tapi seni bela diriku bagus sekali, aku bisa seni bela diri Nanquan!”
“Benarkah?” Daniel menaikkan alis memandangnya, Semuda ini kamu telah mempelajari seni bela diri
Nanquan?
Di umur segini, anak–anak biasanya hanya mempelajari taekwondo di kelas pelatihan dan tidak
orisinal. Seni bela diri Nanquan telah hilang sejak lama, orang yang ahli dalan seni bela diri ini tidak
banyak.
“Aku sungguh bisa seni bela diri Nanquan, kalau tidak percaya aku bisa menunjukannya padamu.”
Cartes panik, ia mengepalkan tangan ingin menunjukannya, tapi karena kakinya belum membaik dan
sedang duduk di kursi makan, gerakannya agak terbatas.
“Sudah, makan dulu.” Tracy memberinya sebuah bakpoo babi, lalu menjelaskan kepada Daniel sambil
tersenyum. “la memang sudah mempelajari seni bela diri Nanquan, ada seorang guru di kampung Bibi
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmJuni yang mengajarinya.
“Pantas saja.” Daniel tersenyum, “Kalau begitu kamu harus segera sembuh. Sctelah kamu sembuh,
kita saling belajar.”
“Paman juga mempelajarinya?” Carles menaikkan alis dengan gembira.
“Aku mempelajari pelatihan khusus, tidak mempelajari seni bela diri Nanquan.” Daniel menyesap
seteguk kopi, “Tapi, seni bela diri di dunia ini serupa, aku juga bisa mengajarimu banyak hal.”
“Benarkah? Bagus sekali.” Carles sangat gembira, talu mulai khawatir, “Tetap aku tidak sepintar Kak
Carlos, apa paman akan merasa kesal karena aku bodoh?”
“Semua orang terlahir dengan bakatnya sendiri. Setiap orang memiliki keahlian masing–masing, tidak
perlu dibandingkan dengan orang lain. Ia punya kelebihannya, kamu punya kelebihanmu. Masing–
masing mengembangkan diri sendiri saja.”
Daniel memberikan sepotong buah pada Carles.
“Terima kasih, Paman Daniel!”
Carles terharu hingga air matanya mengalir. Meskipun wajahnya dan Carlos sama persis, tetapi karena
Carlos pintar, semuanya jadi lebih suka memuji Carlos.
Lama kelamaan, ada rasa iri di dalam hatinya.
Tiba–tiba, ia baru menyadari, ternyata ia juga memiliki hal yang bisa dikagumi orang lain.