We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2066
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 2066

Bab 2066 Dosa

“Berisik!” Denny mengangkat pistolnya dan membidik kepala salah seorang anak, “Diarn!”

“Sally, jangan menangis!” Dewi segera menenangkan, “Patuh, jangan takut, Kakak akan melindungi kalian.

Sekarang kita sedang bermain permainan orang jahat, Kakak akan menyelamatkan kalian, kalian harus

membantu Kakak, ya?”

Anak-anak itu segera menyeka air mata mereka setelah mendengar perkataan Dewi itu, hanya saja mereka

masih terisak sambil menganggukkan kepala mereka.

“Denny, jangan melukai anak-anak, aku akan melakukan semua yang kamu katakan!”

Dewi pun berlutut setelah menenangkan anak-anak.

“Nona Dewi....” Mina berteriak ketakutan.

“Begini baru benar.” Denny tersenyum puas, “Sekarang sesali dosamu dengan sungguh-sungguh, biarkan

mereka mengetahui sebenarnya apa saja kesalahan yang kamu lakukan?”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dewi mendongak dan menatap ke dalam, wajah Denny yang samar di bawah pencahayaan yang gelap terlihat

sangat mirip dengan iblis....

Sepasang mata sipit itu terlihat gelap dan dingin, juga tampak dendam yang mendarah daging.

Dewi menatapnya penuh kebencian, lalu berkata sepatah demi sepatah, “Kesalahan pertamaku, tidak

seharusnya ikut campur, saat melihat Tania menunggumu sendirian di kursi taman, aku tidak seharusnya berada

di sana untuk menemaninya, dengan begini, dia tidak akan mendapat masalah karena memberiku permen ...”

“Omong kosong!” Denny sangat tidak puas, “Lanjutkan!”

“Kesalahan keduaku, setelah terjadi sesuatu pada Tania, aku tidak seharusnya beranggapan diriku bisa

menyelamatkannya, saat itu aku sangat yakin pada kemampuan medisku, juga sangat suka menolong orang,

aku hanya bisa menenangkanmu agar kamu tidak menjadi emosional ...."”

“Kesalahan ketiga, saat menyadari Tania memiliki penyakit jantung bawaan dan pernah melakukan operasi

jantung, aku seharusnya segera menghentikan operasi, memberitahukan kondisinya padamu dan tidak

melibatkan diri dalam masalah ini, bukannya masih terus berusaha menyelamatkannya ..."”

“Diam!” Akhirnya, Denny tidak mau mendengarnya lagi, “Masalahnya sudah begini dan kamu masih mencari

alasan?

Biar kuberi tahu padamu, pertama, kamu memang tidak seharusnya ikut campur, tidak seharusnya mendekati

Tania dengan sengaja, dengan begini, Tania tidak akan tertembak karena memberimu permen.

Kedua, jangan membual kalau kemampuan medismu buruk. Kamu bilang bisa menyelamatkan

Tania, lalu masih mencari banyak alasan untuk mengelak setelah kejadian itu. Kalau saat itu kamu tidak

membual, aku masih bisa mencari dokter yang lebih baik, dan Tania tidak akan mati...”

Mina tidak bisa berkata-kata saat mendengar perkataan ini, “Kemampuan medisnya buruk? Apa kamu tahu

siapa dia?”

“Mina ....” Dewi memotong perkataan Mina, tidak ingin wanita itu membocorkan identitasnya, “Denny,

masalahnya sudah begini, percuma aku mengatakannya, kamu tidak akan mendengarkannya, aku juga tidak

ingin menjelaskan lagi. Katakanlah, sebenarnya apa yang kamu inginkan?”

Meski Dewi punya banyak perkataan dan ingin membantah, seperti Denny mengatakan saat itu bisa mencari

dokter yang lebih baik, Dewi bisa menjamin dengan sangat yakin, Tania tidak akan bisa selamat meski mencari

dokter lain, bahkan mungkin akan meninggal saat sedang menerima pertolongan darurat.....

Namun, tidak ada gunanya mengatakan ini sekarang.

Denny tidak akan mendengarnya.

Dewi juga tidak ingin mengulang cerita kematian Tania terus-menerus, setiap kali seperti menambah luka baru.

“Aku ingin kamu melihat anak-anak ini mati di hadapanmu!”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Denny tidak ingin berbicara omong kosong dengan Dewi lagi dan langsung membidik salah satu anak, lalu

bersiap menembak ....

“Jangan!”

Dewi berteriak histeris, lalu sebuah kilatan keluar dengan cepat.

“Dor!”

Terdengar suara tembakan dan darah segar memercik ke mana-mana.

Pundak Dewi tertembak, darah keluar dengan cepat, tapi dia tetap memeluk anak itu dengan erat.

“Ah. Kakak Dewi!”

Fifi menangis ketakutan dalam pelukan Dewi.

“Nona Dewi..."

Mina sangat panik, tapi Denny masih menyandera sekelompok anak lain di sisinya, mereka tidak bisa berbuat

apa pun, juga tidak berani berbuat apa pun.

Para polisi itu juga sangat panik, tapi tidak bisa melakukan apa pun.