Bab 1972 Rupanya Ini Rasanya Jatuh Cinta
Mendengar kata-kata Jasper dan mengingat Dewi yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkannya
kemarin. Juga mengingat keintimannya semalam dan ciuman perpisahan tadi ....
Hati Lorenzo berangsur-angsur menjadi tenang. Dia meyakinkan dirinya sendiri jangan berpikir yang tidak-tidak,
harus percaya padanya!
Dewi bersandar di kursi dengan linglung. Jelas sebelumnya dia masih terlihat tenang, juga tidak merasa sedih
karena perpisahan, bahkan dia juga tidak memeluknya sebelum berpisah.
Tapi sekarang, ia seorang diri, hatinya terasa hampa....
Sosok Lorenzo memenuhi pikirannya, juga wajahnya yang tampan, pelukannya yang hangat dan lengannya yang
kuat.....
Saat ada disisinya, ia tidak merasakan apa-apa. Sekarang ia tidak disisinya, ia merasa sangat kehilangan.
Ternyata, begini rasanya menyukai seseorang.
“Nona Dewi, ingin makan sesuatu?”.
Terdengar sebuah suara yang familiar.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Dewi mendongak, ternyata Sonny, ia sangat gembira, “Sonny, kamu juga ikut?”
“lya. Tuan menyuruhku untuk mengikuti Kak Jeff melindungi Anda.”
Setiap kali Sonny bertemu dengan Dewi, bintang-bintang bersinar di matanya, penuh dengan kekaguman.
“Haha. Bagus, bagus.” Dewi tiba-tiba tertawa, “Jadi, Wezo tinggal di Kota Snowy bersama Jasper?”
“lya.” Sonny mengangguk lagi, “Akhir-akhir ini, Wezo sangat mendapat perhatian. Jadi, Tuan selalu membawanya
di sisinya.”
“Ya, kamu juga bagus. Semangat.” Dewi tersenyum padanya.
T
“Hehe....” Sonny menggaruk kepalanya karena malu. Wajahnya pun memerah.
“Nona Dewi, apa Anda ingin istirahat di kamar? Penerbangan akan memakan waktu 14 jam.” Jeff bertanya
dengan khawatir.
“Oke, aku tidur sebentar. Saat hampir tiba, kalian panggil aku.”
Dewi benar-benar sedikit mengantuk, mungkin karena sedang menstruasi.
Jeff memantau rute perjalanan. Meski kemungkinan kecelakaan sangat kecil, tapi dia tetap sangat berhati-hati....
Dia tahu jelas posisi Nona Dewi di hati Tuan, tidak boleh membiarkan apapun terjadi pada nyonya masa depan
ini.
Pesawat pribadi melewati awan. Setelah penerbangan 14 jam, mereka tiba di Kota Bunaken, Negara Nusantara.
Orang-orang mereka yang ada di Kota Bunaken datang untuk menjemput. Jeff mengantar Dewi menaiki mobil
dan langsung melaju ke vila di Laut Selatan.
Sepanjang jalan, Dewi melihat pemandangan di luar jendela dan ia langsung merasa senang. Dibandingkan
dengan negara lain, dia tetap lebih menyukai Negara Nusantara dan Kota Bunaken.
Kekayaan alamnya berlimpah dan maju, perikemanusiaan juga tetap ada. Mulai muncul bayang- bayang
kenangan.
Gedung tinggi di kedua sisi jalan. Iklan produk teknologi Grup Sky Well, ditampilkan di layar elektronik besar.
Terlihat bahwa industri Grup Wallance telah berkembang pesat di Negara
Nusantara.
Grup Smith yang awalnya merupakan perusahaan terkemuka di Kota Bunaken, kini telah kehilangan jejak.
Seperti perahu layar yang menghilang di laut. Seolah-olah, keberadaannya tidak. pernah ada.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Sebaliknya, iklan Keluarga Sandya dan Keluarga Caledon sesekali muncul di beberapa tempat. Meski tidak
semenarik Grup Sky Well, tapi masih ada kedudukannya....
Hanya dalam waktu sebulan, pasar Kota Bunaken telah mengalami perubahan yang mengejutkan.
Kehidupan juga sama. Berjuang keras menghadapi bahaya, tidak dapat diprediksi ....
Hati Dewi sedikit emosional. Saat sedang berkhayal, ponselnya berdering, dia buru-buru menjawabnya, “Halo!”
“Sudah sampai?” Suara Lorenzo lembut dan ramah.
“Ya, baru saja tiba, masih di mobil.” Dewi juga tidak seangkuh dan sedingin sebelumnya, malah sedikit lebih
lembut, “Bagaimana kamu bisa tahu nomor ponselku?”
“Jika ingin tahu, pasti akan tahu.” Lorenzo berkata dengan dingin dan bangga, “Sudah sampai, tapi tidak
mengabariku. Posisi pemegang saham utama Grup Moore, masih mau atau tidak?”
“Hahaha ....” Dewi tertawa keras, “Mau. Tentu saja mau.”
“Mulai sekarang, harus telepon dan kirim pesan setiap hari. Mengerti?” Lorenzo seperti memerintah dan juga
meminta.
“Hehehe. Oke.”
Wajah Dewi sedikit memerah. Rupanya, ini rasanya jatuh cinta ....