Bab 1392
Ryan tercengang di tempat, ia melihat adegan itu dengan bengong dan penuh tatapan tak percaya.
Begitu ia bereaksi, ia lekas memutuskan panggilan video.
la takut Daniel melihat dan terprovokasi.
Sedangkan, Daniel di sisi lain telah mengamuk besar….
la melempar ponsel dengan kasar ke dinding, dalam seketika ponsel itu retak.
“Tuan Daniel tenangkan dirimu, mungkin saja hanya salah paham…” Lily lekas membujuk, “Nona Tracy
bukan orang seperti itu….”
“la wanita seperti itu!!!!” Daniel meraung marah, “Waktu aku berada di ambang hidup dan mati, aku
mencoba yang terbaik untuk menemukannya, tapi dia malah tidak bisa bersabar dan tidur dengan Duke.
Sekarang, aku terluka demi menyelamatkannya. Ia beralasan pergi mencari Tabib Hansen, padahal
diam–diam kencan dengan Duke. Tiga hari tiga malam, dia….”
Saat berbicara, kepala Daniel lagi–lagi merasakan kesakitan yang dahsyat, seolah ada sebuah palu
sedang memukul kepalanya…
la menggerakkan gigi sambil memegang kepalanya. Sakit hingga wajahnya berkerut.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Tuan Daniel, tenangkan dirimu!” Lily Jekas membujuk, Anda tidak boleh emosi, kalau tidak penyakitmu
akan kambuh. Anda harus tenangkan diri…”
Daniel juga ingin menenangkan diri, tapi ia tak dapat menahan emosinya sendiri. Keningnya, punggung
tangan dan pembuluh darah biru menonjol keluar. Hidungnya mulai mengalir darah, luka kecil di
belakang telinganya juga mengalir….
Lily terkejut, lekas menelepon Dokter Heidy. Telepon tak tersambung, ia terpaksa menelepon Frisca,
“Nona Frisca, penyakit Tuan Daniel kambuh. Tolong panggilkan Dokter Heidy kemari….”
“Kenapa bisa seperti itu? Aku baru saja pergi….”
*Sudah tak sempat menjelaskan lagi, cepat telepon!”
“Baik, baik, aku segera minta orang menjemput Dokter Heidy ke sana.”
Trisca lekas menelepon bawahannya, meminta mereka secepat mungkin menjemput Dokter Heidy.
Setelah menutup telepon, Trisca lekas memerintah, “Cepat kembali, cepat.”
“Baik.” Pengawal lekas memutar arah kembali.
“Tidak seharusnya aku mengatakan hal ini padanya.” Trisca menyesal, “Aku tak menyangka akan
menyebabkan pukulan besar baginya…”
“Bukan salah Anda, Anda hanya memberi petunjuk, tidak melakukan apa–apa.” Pengawal
menenangkannya.
“Hanya saja entah hal tabu apa yang dilakukan Tracy dan Duke itu, sehingga membuat Tuan Daniel
mengamuk seperti itu.”
“Tidak seharusnya aku gegabah di saat seperti ini…..” Frisca sangat merasa bersalah, “Walaupun aku
punya kelemahan Tracy yang dapat menghancurkannya. Tapi itu juga akan melukai Presdir Daniel. Jika
terjadi sesuatu dengannya, aku tidak akan memaafkan diriku untuk selamanya…”
“Ada Dokter Heidy, tidak akan terjadi apa–apa.”
“Cepat sedikit!”
-Baik!”
Bukit Haruna sisi selatan terjadi kegemparan. Begitu Sanjaya tahu penyakit Daniel kambuh lagi, ia
menjadi panik.
Di waktu yang sama, Frica buru–buru datang kemari dan berkata pada Sanjaya. Dokter Heidy sudah
dalam perjalanan. Ia menenangkan sanjaya, lalu membantu Lily menjaga Daniel.
Benar–benar seperti sikap nyonya rumah yang sempurna.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDi saat bersamaan.
Di Kota Tua, setelah Ryan menutup panggilan video dan hendak menerobos masuk. Ia mendengar
Tracy mendorong Duke dengan jijik, “Kamu sudah berakting selama tiga hari, masih tidak cukup?”
“Kenapa ini disebut akting?” Duke memandangnya dengan sedih, “Awalnya kamu memang istriku, kita
seharusnya memang suami istri. Jangan–jangan selama tiga hari kamu menjagaku, kamu baik padaku.
Semua ini adalah palsu?”
“Duke, sadarlah.” Tracy berkata dengan marah, “Jika bukan karena kamu menculik Naomi mereka dan
menggunakan nyawa mereka mengancamku untuk berakting sebagai suami istri denganmu selama tiga
hari, aku lebih baik mati daripada melakukan ini!”
“Tracy, kenapa kamu seperti itu padaku?” Duke sangat patah hati, “Aku begitu mencintaimu, kamu
begitu membenciku?”
“Kamu dulu begitu polos dan baik hati, kenapa sekarang berubah menjadi seperti ini?” Tracy kelelahan,
“Aku tahu kesalahannya ada padaku, tidak seharusnya aku menyetujui lamaran darimu, tidak
seharusnya memanfaatkan perasaanmu. Tapi jika memang berbuat kesalahan, harus berhenti di waktu
yang tepat. Kita tidak bisa terus berbuat kesalahan….”