Bab 1099
“Aku tidak menyalahkannya, kalau tidak, aku juga tidak mungkin meminta orang untuk berusaha
menyelamatkannya.” Tracy berkata sambil mengernyitkan kening, “Apa yang terjadi? Sejak kapan
Linda menculikmu?”
“Di saat kamu berjanji bertemu Windy dan Paman Paul sebelumnya, dan kamu tidak kunjung datang.
Paman Paul menunggu beberapa hari di hotel, kemudian ia kembali duluan ke pabrik di Kota Hoei,
namun Windy masih menunggumu di hotel.
Waktu itu aku juga membujuknya pulang, ia tak mau dengar. Ia bilang kamu mencarinya pasti ada hal
penting. Kamu tidak datang mungkin karena ada urusan lain.
Jika suatu hari kamu ingin bertemu dengannya lagi, ia harus berangkat dari Kota Hoei lagi. Ini akan
memakan banyak waktu, bukakah akan sangat merepotkan?
Jadi, ia terus menunggu di hotel selama setengah bulan. Suatu hari aku pergi ke hotel mencarinya,
tiba–tiba aku menyadari ada orang yang ingin menculiknya.
Aku berkelahi dengan orang itu dan menyadari diriku bukan tandingannya. Orang itu adalah pembunuh
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇthebat, aku mati–matian menghalangi mereka, agar Windy dapat mengabarimu.
Tapi aku tidak pernah menduga mereka malah menculikku untuk mengancam Windy...
Danny menceritakan insiden itu dengan sederhana.
“Sejak awal, Linda seharusnya sudah berencana menculik Windy untuk mengancammu.”
Daniel langsung melihat inti masalah, ia berkata kepada Tracy.
“Kemudian karena dihalangi oleh Danny, Windy pun melarikan diri. Lalu mereka menyadari hubungan
Danny dan Windy tak biasa, jadi sekalian memanfaatkannya, menggunakan Danny untuk mengancam
Windy.”
“Benar, mereka selalu menghajarku dan menelepon Windy agar ia dapat melihatku langsung....” Danny
sangat bersalah, “Semuanya salahku tak berguna, tidak bisa melindunginya...” Ketika mendengar ini,
suasana hati Tracy semakin rumit...
Ketika ia hilang selama dua tahun ini, Windy dan Danny telah bergantung satu sama lain, dua orang ini
memiliki perasaan yang dalam.
Ketika ada orang yang memperalat Danny untuk mengancam Windy, awalnya hati Windy penuh
dengan pro dan kontra, tetapi ketika melihat Danny dihajar berulang kali dan hampir mengancam jiwa,
pada akhirnya ia tak tega.
Akkhirnya ia memilih mendekati Tracy, bekerja sama dengan lawan membawa Carla pergi untuk
menyelamatkan Danny...
Sebenarnya Tracy dapat memahami perasaan Windy terhadap Danny. Ia sejak kecil selalu sendiri,
susah payah merantau ke Kota Bunaken, mengira dirinya dapat hidup bahagia bersama ibunya, tapi
malah terjadi sesuatu dengan ibunya.
Demi menyembuhkan ibunya, ia mengerahkan segala usahanya.
la berusaha kuat, tetapi ia juga orang yang kekurangan kasih sayang, jadi ia sangat mudah terharu.
Dulu Tracy pernah membantunya, Windy selalu mengingat di dalam hati, ia juga pernah membantu
Tracy dengan tulus.
Kemudian ketika terjadi sesuatu dengan Tracy, ia lebih memilih menolak kompensasi dari keluarga
Wallance dan memutuskan hubungan dengan mereka. Lebih memilih melanjutkan kehidupan sulitnya
seorang diri demi menjaga rasa kesetiaan di dalam hatinya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmHingga Danny muncul dan memberikannya sebuah kehangatan. Mungkin baginya, Danny adalah
kehidupannya yang baru.
Ibunya meninggal, Tracy menghilang, orang terpenting di dalam hidupnya hanya tersisa Danny.
Jadi, ketika hidup Danny dalam bahaya, ia ingin menyelamatkannya tanpa memikiran apa pun...
Bahkan, berani mengkhianati Tracy.
Setelah Carla diculik, Tracy juga benci kepada Windy, tetapi kemudian ketika ia tiba di Thailand dan
melihat Windy mati–matian melindungi Carla, hatinya mulai tersentuh...
Windy masihlah Windy yang baik hati itu, hanya saja ia melakukan kecerobohan dalam sesaat.
Bagaimanapun, sekarang Carla telah diselamatkan kembali.
Tracy tidak membenci Windy lagi. Ia hanya berharap, mereka berdua dapat melewati kesulitan ini....
“Bangunlah.” Daniel memapah Danny, “Sekarang satu–satunya harapan semua orang adalah Windy
dan Carla dapat selamat.”
Danny menghela napas ketika mendengar ucapan ini, lalu ia memandang Tracy.
“Aku tidak menyalahkannya.” Tracy berkata, “Tapi aku berharap kedepannya kamu tidak boleh
membiarkannya membahayakan diri lagi, kamu harus seperti pria sejati dapat melindunginya!”
“Pasti, tenang saja.” Danny menjamin dengan percaya diri.