Bab 126
Tasya memaksa dirinya untuk turun ke lantai bawah. Dia menemukan Hana dikelilingi oleh sekelompok orang. Hana
mengenakan gaun ketat nan elegan yang membuatnya tampak sangat muda dan berkelas. Wanita itu terlihat
sangat baik dan ramah meskipun rambutnya telah beruban. Sebelum Tasya mendekatinya, Hana sudah mendorong
minggir kerumunan itu untuk menghampiri Tasya. Seakan-akan Tasya adalah naratama di sana. Semua orang di
kerumunan itu menatap Tasya dengan penasaran. Dari keluarga kaya mana wanita muda ini berasal? Mengapa
Nyonya Prapanca memberinya sambutan yang begitu meriah. Mereka bertanya-tanya.
“Nyonya Prapanca,” Tasya menyapa sambil tersenyum.
“Kamu disini rupanya! Kamu terlihat sangat cantik malam ini!” Hana mengulurkan tangannya untuk menggenggam
tangan Tasya selagi dia berbicara kepada kerumunan di sekitarnya. “Ini cucu angkatku, Tasya.” Setelah kerumunan
itu mendengar apa yang dikatakan Hana, para gadis menatap Tasya dengan tatapan kagum. Bagaimana dia bisa
begitu beruntung? Kenapa Nyonya Prapanca memilih dia sebagai cucu angkatnya?
Di saat yang bersamaan, sepasang mata yang dipenuhi kebencian dan kecemburuan menatap Tasya dari luar
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtkerumunan. Orang itu tidak lain adalah Helen, yang menyaksikan Hana memperkenalkan Tasya kepada semua
orang di sekitarnya. Mata Nyonya Prapanca dipenuhi oleh cintanya kepada Tasya, tapi bagaimana denganku?
Meskipun Helen hanyalah sebuah produk palsu, dia telah benar-benar menganggap dirinya sebagai Tasya sejak
lima tahun lalu. Hal itu menjelaskan mengapa dia berpikir bahwa dia tidak diperlakukan dengan adil.
“Hei! Di mana Elan? Kenapa aku tidak melihatnya?” Hana tiba-tiba menyadari bahwa cucu tertuanya tidak berada
di sana. Jantung Tasya berdegup kencang saat dia berpikir, bekas jari di wajah Elan terlihat sangat jelas; Kurasa
tidak seharusnya dia muncul di sini. Beruntung bagi Tasya, Hana hanya memerintahkan orang lain untuk mencari
Elan tanpa meminta pria itu untuk hadir.
“Kemarilah, Tasya. Mari kita duduk dan mengobrol.” Hana menggenggam tangan Tasya dan membawanya ke sofa.
Saat itu juga, Helen dengan sengaja muncul di samping mereka seraya memanggil Hana. “Nyonya Prapanca!”
men
Hana menoleh kaget. Saat dia melihat bahwa itu adalah Helen, sebuah senyum alami terpajang di wajahnya.
“Kamu di sini juga, Helen.” Helen segera melingkarkan tangannya di lengan Hana.” Nyonya Prapanca tidak
keberatan aku ada di sini bukan? Elan memberitahuku bahwa dia melewatkan undanganku. Aku tidak akan
mengetahui semua ini kalau Dani tidak memberitahuku!”
“Kurasa pasti ada kesalahan,” jawab Hana. Awalnya, Hana tidak ingin Helen hadir di acara itu, namun dia tidak
dapat berbuat apa-apa karena Helen sudah terlanjur berada di sana.
“Aku sangat merindukanmu, Nyonya Prapanca!” Helen memberikan kecupan sayang di pipi wanita tua itu.
“Dari keluarga mana wanita muda ini, Nyonya Prapanca?” salah satu wanita di kerumunan itu bertanya penasaran.
Helen dengan cepat menjawab wanita itu sambil tersenyum. “Aku juga salah satu dari cucu angkat Nyonya
Prapanca!”
Setelah Melen menyelesaikan kalimatnya, ekspresi yang cukup rumit melintas di wajah Hana. Wanita itu dapat
dengan mudah memahami apa yang berusaha Helen lakukan. Tampaknya Helen lebih manipulatif daripada yang
kukira, pikir Hana. Helen dan Tasya berdiri di kiri dan kanan Hana. Tasya hanya tersenyum mendengar perkataan
Helen. Wanita itu hanya bisa mencibir dalam hati ketika dia melihat apa yang berusaha dilakukan Helen.
Helen ingin mencuri perhatian semua orang dari Tasya, dan dia ingin orang-orang itu mengenali siapa dirinya agar
mereka akan lebih paham mengenai statusnya di masa depan. Di mata publik, siapa pun yang bisa dekat dengan
Hana harus memiliki hubungan yang baik dengan Keluarga Prapanca.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmKetika Helen tidak memperhatikan, Hana dengan santai menarik tangannya dari lengan Helen sebelum berkata
kepada kedua gadis itu. “Kemarilah dan mengobrol denganku.” Hana membawa Tasya ke sofa dan Helen segera
mengikutinya. Dia tidak ingin Helen mendapatkan semua hal baik.
Hana awalnya memiliki sejumlah urusan pribadi yang ingin dia bicarakan dengan Tasya, namun dia harus
menundanya karena Helen berada tepat di samping mereka. Hana akhirnya menanyai Tasya tentang
pekerjaannya. Kurasa aku akan mencari kesempatan lain untuk berbicara dengan Tasya, pikir Hana.
Hana juga bertanya pada Helen bagaimana kabarnya, dan Helen memasang raut wajah paling riang ketika dia
berbicara dengan Hana. Kerumunan itu mengamati interaksi mereka dan bertanya-tanya, Bisakah Helen menjadi
lebih ramah dan hangat?
Sementara itu, orang tua Nando telah memanggil pria itu ke ruangan lain. Ada pasangan kaya yang duduk di
dalam, dan seorang gadis cantik duduk di samping mereka. Mata gadis itu berbinar ketika dia melihat Nando
karena tertarik pada pria itu.
Previous Chapter
Next Chapter