We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Chapter 513
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

 

Menantu Dewa Obat 

Bab 513 

“Yang benar?” 

“Reva, kalau aku tidak salah ingat, kau bahkan tidak lulus dari sekolah kejuruan.” 

“Kau tidak punya gelar dan ijazah apapun jadi bagaimana mungkin kau bisa bekerja di rumah sakit?” 

 

“Kau sedang membual yah!” ujar Reynald dengan cemberut. 

Semua orang di sekitar mereka langsung memandangi mereka dengan ekspresi curiga di wajah – wajah mereka. 

Reva yang tidak memiliki ijazah apapun itu benar–benar membuat orang sulit untuk percaya bahwa dia bisa bekerja

di rumah sakit. 

Saat kedua orang tua Carlos melihat situasi ini lalu dengan cepat mereka menengahi, “Aduhh, bekerja di rumah

sakit kan tidak harus punya ijazah juga!” 

“Mungkin saja Reva bekerja di bidang logistiknya. Itu juga sangat bagus.” 

“Anak muda itu yang paling penting adalah bekerja dengan rajin dan baik.” 

“Pekerjaan Reva sangat stabil, itu sangat bagus sekali?” 

“Oke, Reva, kau sudah repot – repot datang kesini, ayo mari, silahkan duduk dulu di dalam.” 

Keduanya langsung menarik Reva untuk masuk ke dalam rumah. 

Reynald mengikuti mereka dari belakang dengan enggan. 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Reva, kau bekerja di rumah sakit mana?” 

“Aku ada kenal banyak teman yang bekerja di rumah sakit dan mereka · semua adalah supervisor di rumah sakit.” 

“Coba kau katakana, siapa tahu aku kenal dengan supervisor–mu!” ujar 

Reynald dengan bangga 

Reva mengernyitkan keningnya. Si Reynald ini sangat sombong sekali schingga membuat Reva merasa tidak

senang. 

“Aku bekerja di rumah sakit mana itu memangnya ada hubungannya denganmu?” Reva bertanya balik. 

Reynald terperangah. Dia tidak menyangka Reva berani membantahnya seperti ini 

“Bagaimana cara kau berbicara itu?” 

“Memangnya kenapa kalau aku tanya sedikit?” 

“Kalau kau memang benar – benar bekerja di rumah sakit, kan tinggal di jawab saja.” 

“Kenapa? Kau tidak berani mengatakannya? Apa kau merasa takut? Kau takut kebohonganmu akan terbongkar

yah?” 

“Hmm, aku sering melihat orang – orang sepertimu.” 

“Kau bisa membohongi orang lain tetapi tidak bisa membohongiku!” ujar Reynald sambil mendengus dingin. 

Suara Reynald yang kencang itu membuat semua orang yang ada di sekitar mereka langsung menoleh dan

memperhatikan mereka. 

Orang – orang menatap Reva dengan tatapan penuh ejekan. 

Sejujurnya, rata – rata dari mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan Reva. 

Rumah sakit adalah tempat dimana ilmu dan ketrampilan nyata itu dibutuhkan. 

Reva yang tidak lulus sekolah kejuruan dan tidak punya ijazah itu bagaimana mungkin bisa bekerja di rumah sakit? 

“Anak muda sekarang sifatnya benar– benar jelek sekali. Demi menjaga gengsinya sendiri, kebohongan apapun

bisa diucapkan dari mulutnya.” 

Apa gunanya membual seperti itu? Kita kan bukan orang bodoh. Siapa yang bisa memercayainya?” 

“Iya benar–benar deh, kelihatannya seperti scorang pemuda yang lincah tetapi dengan mudahnya dia membual

begitu saja?” 

“Aku rasa dia itu orang bodoh sehingga membual dengan fakta yang tidak masuk akal. Kemampuan apa yang dia

miliki masa dia tidak tahu? Bisa – bisanya mengatakan bahwa dia bekerja di rumah sakit. Hehehe.. ini benar benar

konyol sekali!” 

“Bagaimana Carlos bisa kenal dengan sampah seperti ini...” 

Ada banyak obrolan dan diskusi di sekitar mereka dan ini membuat Reynald sangat senang. Dia memang

mengharapkan hasilnya seperti itu. 

Kedua orang tua Carlos merasa canggung. Mereka tidak terlalu peduli dengan tempat kerja Reva. 

Mereka hanya merasa sangat senang saja ketika Reva datang ke pesta pernikahan Carlos. 

“Aduhh, ayo kita jangan membicarakan masalah itu lagi.” 

“Carlos, kau bawa Reva ke kamar pernikahan dulu dan kau bantu mendekornya sebentar.” 

Dengan cepat papa Carlos menengahi dan menghentikan diskusi orang – orang itu. 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Reynald langsung menghentikannya. “Paman ketiga, kau jangan terlalu terburu – buru.” 

“Kau biarkan Reva menjawab pertanyaannya dulu.” 

“Reva, semua orang menunggu jawabanmu. Kau bekerja di rumah sakit mana?” 

Mama Carlos yang merasa cemas lalu berkata, “Reynald, sekarang sedang sibuk di rumah, nanti saja baru

ditanyakan lagi..” 

Dengan tidak sabar Reynald berkata, “Tidak bisa!” 

“Setelah Reva ini masuk, lagaknya itu belagu sekali.” 

“Kalau hari ini dia tidak bisa menjelaskan ucapannya tadi dengan benar, aku tidak akan melepaskannya begitu

saja.” 

“Aku tidak mau semeja dengan seorang pembohong!” 

Semua orang juga mengiyakannya. Mereka semua percaya bahwa Reva adalah seorang pembohong. 

Reva mengerutkan keningnya. Tadinya dia tidak ingin menanggapi Reynald, tetapi sepertinya si Reynald sengaja

mau mencari masalah dengannya? 

Dan pada saat itu, tampak seseorang masuk dari luar pintu. 

Saat papa Carlos melihatnya lalu dengan cepat dia menyapanya, “Paman Fauzi, kau sudah tiba.” 

“Aduhh, untuk apa repot – repot, ini hanya acara kecil – kecilan saja di rumah.” 

Paman Fauzi tampak arogan dan berjalan masuk dengan perlahan. “Aku hanya datang dan melihat – lihat saja.” 

“Kalau ada sesuatu yang kau perlukan, langsung katakan saja.” 

 

 

Previous Chapter

Next Chapter