We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Chapter 387
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

 

Bab 387 

Hana meraung dengan rusuh dan bergegas menghampiri Reva. 

“Dia meminta seseorang untuk menyelamatkan kita?” 

“Memang sudah seharusnya dia mengirim orang itu!” 

ON 

 

“Jika bukan karena dia, apakah kami akan mengalami penderitaan seperti ini?” 

“Semua ini gara – gara dia. Aku... aku dikurung di kandang anjing selama beberapa hari dan hampir mati disana. Ini

semua salahnya!” 

Axel dan Alina langsung bergegas untuk memeluknya. Axel mengerutkan keningnya dan berkata, “Hana apa yang

terjadi?” 

“Kau ceritakan situasinya, papa akan membelamu!” 

Alina juga memelototi Reva dengan marah. Dia menggertakkan giginya dan berkata, “Reva, ternyata memang kau

yang telah menyakiti putriku!” 

“Hana, sebenarnya apa yang telah dia lakukan? Kau bisa mengatakan semuanya.” 

“Walaupun mama harus kehilangan nyawa tua ini hari ini, tetapi aku juga pasti akan mendapatkan kembali keadilan

untukmu!” 

Nara menatap Reva dengan heran. Dia benar–benar tidak mengerti apa yang bisa Reva lakukan? 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Hana terisak dan menangis, seolah–olah dia sangat sedih. “Dialah yang menyebabkan kami ditangkap oleh

keluarga Regatta...” 

Nara merasa kesal dan langsung berkata dengan marah, “Hana, kau harus bertanggung jawab atas ucapanmu

itu!” 

“Kau pikir kami tidak tahu?” 

“Kau sendiri yang melemparkan dirimu ke dalam masalah ini. Kau sendiri yang pergi mencari Dion kemudian

ditangkap olehnya.” 

“Dion telah memberitahu kami mengenai hal ini!” 

“Kau jangan coba–coba untuk menjebak Reva!” 

Secara refleks Hana tertegun, ekspresi wajahnya tampak canggung. 

Sebenarnya dia ingin melimpahkan semua masalah ini kepad Reva tetapi dia tak menyangka bahwa seluruh

anggota keluarganya sudah mengetahuinya. 

Setelah hening beberapa saat lalu Hana menggertakkan giginya dan berkata, “Aku belum selesai bicara!” 

“Memang benar, kami sendiri yang pergi mencari Dion.” 

*Tetapi kami hanya ingin menjelaskan masalah itu kepadanya. Kami tidak ingin keluarga Regatta berinusuhan

dengan kami hanya karena hal ini.” 

“Tetapi karena dia telah menyinggungnya sehingga Dion melampiaskan amarahnya kepada kami dan membiarkan

kami tinggal di sana.” 

“Reva, kau tahu tidak seharusnya kau yang alami semua penderitaan ini.” 

“Kami telah menanggung penderitaan demi kau. Coba kau katakan apakah masalah ini bukan gara – gara kau?” 

Reva terdiam. Hal seperti ini juga bisa menyalahkanku? Batin Reva. 

Nara tampak kesal. “Hana... yang kau katakan itu ucapan manusia bukan?” 

“Siapa yang menyuruhmu menanggung penderitaan demi Reva?” 

“Bukannya kau sendiri yang pergi kesana mencarinya?” 

“Kalau kau tidak pergi mencari Dion, memangnya hal ini bisa terjadi?” 

“Dion memiliki dendam terhadap kita, tetapi mengapa aku tidak melihat dia menangkap dan memasukkan kami

semua ke dalam kandang anjing?” 

Hana langsung membeku dan menjadi marah. “Nara, apa maksudmu?” 

“Kami pergi mencari Dion itu demi siapa? Bukankah itu demi untukmu dan juga keluarga kita ini?” 

“Kalau menurut apa yang kau katakan berarti kita sendiri yang kurang kerjaan sehingga sengaja pergi mencari

masalah, begitu kan?” 

“Nara, kau masih punya hati nurati atau tidak sih?” 

Nara menggertakkan giginya. “Kau jangan sembarangan bicara. Jangan pikir aku tidak tahu apa yang ada di dalam

benakmu itu.” 

“Kau hanya tidak mau menyerah saja karena kau ingin mendapatkan koneksi dengan sepuluh keluarga terpandang

dari provinsi Yama. Kau hanya ingin mewujudkan impianmu tentang keluarga kaya.” 

Hana tampak malu lalu sambil menggertakkan giginya dia meraung, “Nara, kau... kau benar benar tidak punya

hati!” 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Nara menatapnya lurus – lurus dan berkata, “Ya, aku memang tidak punya hati!” 

“Tetapi setidaknya aku tidak akan pura– pura tidak melihat saat melihat sescorang yang sengaja menaruh obat di

minunan saudaranya untuk membiusnya dan bahkan sengaja mendorong 

saudaranya untuk meminum minuman itu!” 

Hana langsung terdiam lalu tiba–tiba membalikkan badannya dan berlari ke jendela. “Aku tidak mau hidup lagi, aku

tidak mau hidup lagi!” 

“Semua yang aku lakukan itu salah. Sedangkan semua yang suami tak berguna–mu lakukan itu selalu benar!” 

“Sudahlah, biarkan aku mati saja!” 

“Apa gunanya lagi aku hidup?” 

Dengan cepat Alina memeluk Hana dan berkata dengan cemas, “Nara, bagaimana bisa kau berbicara seperti itu

kepada adikmu sendiri?” 

“Dia itu adikmu, kau tidak bisa mengalah sedikit untuknya?” 

“Kau.. kau benar–benar ingin membuat kami marah baru puas yah?” 

11 

Nara gemetaran karena sangat marah. Dari sejak kanak – kanak hingga dewasa, dia selalu mengalah untuk Hana. 

Tetapi siapa yang pernah memikirkan perasaannya? 

Sekarang demi pria yang sangat mencintainya dia tidak akan mau mengalah! 

 

 

Previous Chapter

Next Chapter