We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Chapter 349
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

 

Bab 349

Reva: “Jadi kenapa? Hanya kumpulan sampah seperti ini saja masih dikatakan pertemuan pertukaran medis?

Ciihh!”

Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang langsung mengumpal.

“Berani sekali kau!”

“Kau yang hanya seorang petugas pembersih RS saja punya hak apa untuk menghina kami?”

 

“Kau ini benar-benar sampah, sampah tak berguna, sampah sosial!”

“Memalukan sckali untuk berdiri bersama dengan orang seperti itu.”

“Apakah dokter Tanaka sudah gila? Mengapa dia mencari orang seperti itu untuk datang ke pertemuan pertukaran

medis ini?”

Devi juga merasa sangat kesal. Dia berjalan ke sisi Reva dan berkata, “Reva, aku sarankan lebih baik kau jaga

lidahmu yang lincah itu!”

“Kau jangan mengira di belakangmu ada perusahaan farmasi Shu jadi kau bisa seenaknya melanggar peraturan di

sini!”

“Yang datang ke sini adalah tokoh-tokoh besar di bidang medis dari berbagai provinsi.”

“Jika kau berani menyinggung mereka, huffi, aku yakin mereka bisa membuat perusahaan farmasi Shu mu

bangkrut dengan cepat!”

“Masih belum terlambat bagimu untuk berlutut dan meminta maal. Nantinya jika kau benar benar mengacaukan

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

pertemuan pertukaran medis ini maka kau benar- benar tidak akan memiliki kesempatan untuk meminta maaf lagi

sepanjang hidupmu!”

Dan pada saat ini tiba-tiba terdengar keributan di luar,

Seseorang berseru, “Sudah datang, sudah datang! Dokicr Halc sudah tiba di sini!”

Seinua orang langsung bersemangat dan berlari untuk menemui dokter Halc.

Wajah Devi tampak begitu jelek.

Dokter Hale sudah datang dan masalah penghinaan terhadap keponakannya belum di selesaikan. Lalu bagaimana

dia harus menghadapinya sekarang?

Dan orang – orang yang ada di sekitar tempat kejadian juga memandang Reva dengan tatapan mengejek

Dokter Hale sudah datang, bisa dipastikan Reva pasti akan mampus!

Bahkan jika dokter Tanaka membelanya juga apa gunanya?

Dokter Tanaka sama sekali tak bisa dibandingkan dengan dokter Hale!

Dokter Hale yang di kelilingi oleh semua orang masuk dari luar pintu.

Semua orang tampak begitu bersemangat dan menyambutnya dengan penuh kehangatan, “Dokter Hale, apa

kabar!”

“Kami yang dari generasi muda mengucapkan salam kepada dokter Hale!”

“Aku benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan cukup beruntung bisa bertemu dengan dokter Hale hari ini.

Aku sudah merasa sangat puas dalam seumur hidupku!”

Semua orang hanya bisa menyapa tetapi tidak seorangpun yang bisa mendekat sampai ke depan dokter Hale.

Bagaimanapun juga kesenjangannya terlalu besar.

Si pria berkacamata itu berjalan di depan semua orang lalu membungkuk dan berkata, “Halo, paman Hale.”

“Papaku Jeffrey Santoso, ijinkan aku menyapa paman Hale atas namanya!”

Dokter Hale berhenti sebentar dan berkata, “Ooh kau putranya Jeffrey, bagaimana kabar papamu?”

Si pria berkacamata itu dengan cepat berkata, “Terima kasih paman Hale. Semuanya baik – baik

Saja!”

Dokter Hale mengangguk lalu si pria berkacamata itu menggunakan kesempatan itu untuk menghampiri dokter

Hale, wajahnya penuh kesombongan.

Harus diketahui bahwa ketika semua orang menyapa dokter Hale, dia sama sekali tidak membalas.

Tetapi saat si pria berkacamata bisa berbicara beberapa patah kata dengan dokter Hale, itu seperti sudah

menunjukkan statusnya.

Dan kali ini, orang – orang di sana tidak lagi meragukan hubungan dokter Hale dengan si pria berkacamata itu.

Wajah Devi langsung menjadi pucat. Dia menatap Reva dengan marah, “Reva, lihat apa yang telah kau lakukan!”

“Sekarang juga kau pergi dan menyingkir dari sini!”

“Jika kau berani mengacaupan pertemuan pertukaran medis ini, aku akan membuat perhitungan dengamu!”

Reva mengabaikannya.

Devi tidak bisa menahan diri untuk menjadi lebih marah dan segera melambaikan tangannya, “Panggil satpam dan

usir dia!”

Tidak lama kemudian, sekelompok satpam langsung bergegas dan mengepung Reva dengan

galak.

Devi menunjukkan ekspresi sombongnya, “Reva, sisakan sedikit harga dirimu. Keluarlah sendiri, jangan memaksa

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

kami untuk bertindak!”

“Dokter Hale ada di sini dan kakekku juga tidak akan membantumu!”

“Untuk apa kau memperbesar masalahnya jika kau tidak mampu menanggungnya!”

Dan pada saat ini si pria berkacamata menghampiri dan mencibir, “Mau pergi? Jangan mimpi!”

“Aku sudah beritahukan tadi, kalau paman Hale-ku sudah di sini, kau pasti akan celaka!”

“Berani melawan aku? Memangnya kau punya hak?”

Devi tampak tidak enak hati, lalu dia menatap Reva dengan marah. “Disuruh pergi sendiri kau tidak mau, ingin cari

mati yah sudah, silahkan!”

Reva meliriknya. Ada jejak kesinisan di sudut mulutnya. “Devi, kau kira aku benar-benar hanya mengandalkan

kakekmu?”

“Kau benar- benar tidak tahu apa – apa tentang kekuatan!”

Setelah berbicara, Reva maju selangkah dan berkata dengan kencang, “Dokter Hale, apa kabarmu!”

Dokter Hale tidak sempat memperhatikan Reva karena dikerumuni oleh banyak orang tadi.

Dan saat mendengar suaranya yang tiba – tiba itu dia langsung terkejut.

Dengan segera dokter Hale menoleh. Begitu dia melihat Reva, dia langsung merasa sangat gembira.

Di bawah tatapan semua orang, dokter Hale berjalan dengan bergegas mendekati Reva.

Dengan ekspresi hormat, dia membungkuk dan berkata dengan penuh semangat, “Tuan Lee, anda juga datang ke

sini!”

 

 

Previous Chapter

Next Chapter