We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Chapter 267
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

 

Taman Dragon Lake. Setelah memberikan pil Long Life kepada adiknya kemudian Reva pergi ke tempat pembuatan

pil di lantai tiga. Ruangan ini biasanya selalu di kunci oleh Reva. Beberapa bahan obat langka yang di dapatkan oleh

Reva di simpan di ruangan ini. Semalam dia telah membuat beberapa jenis obat di sini. Dan jika dihitung – hitung

waktunya sudah hampir selesai. Namun, ketika Reva masuk ke ruangan ini dia tidak mencium bau pil obat. Lalu dia

membuka pot pasirnya dan mendapat obat di dalamnya masih tampak kental. Masih perlu beberapa jam lagi untuk

menyelesaikannya. Reva tampak sediki tak berdaya. Ini semua disebabkan oleh suhu api yang kurang tinggi. Tetapi

dia juga tidak bisa berbuat apa – apa. Pot pasir itu tidak bisa menahan suhu api yang lebih tinggi. Proses alkimia

yang sebenarnya membutuhkan tungku alkimia. Dan sudah pasti tidak cocok jika dia menggunakan pot pasir

seperti ini untuk membuat obat. Untuk sementara, ramuan – ramuan obat ini masih termasuk ramuan obat yang

biasa jadi masih bisa direbus dalam pot pasir. Jika beberapa bahan obat khusus lainnya yang memerlukan suhu

tinggi atau persyaratan yang lebih khusus maka pot pasir ini tidak dapat digunakan. Setelah melihat waktunya

sebentar, ini juga sudah saatnya bagi Reva untuk pergi bekerja kembali. Lalu Reva hanya bisa mematikan api di

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

bawah pot pasir ini untuk sementara, jangan sampai semua obat ini menjadi sia – sia. Sesampainya di rumah sakit,

Reva segera berlari ke arah direktur dan berkata bahwa dia ingin pindah departemen. Sebagian besar penyakit

yang ditangani di ruang gawat darurat dapat diselesaikan oleh dokter lain. Sehingga masalah ini tidak terlalu

membantu Reva malah sebaliknya terlalu menghabiskan banyak waktunya. Oleh karena itu, Reva memutuskan

untuk pindah ke departemen yang lebih santai sehingga dia bisa memiliki lebih banyak waktu luang. Begitu dia

menemukan penyakit yang tidak dapat ditangani oleh dokter lain, dia akan segera melakukan tindakan sehingga

dia benar – benar dapat melatih ketrampilan medisnya. Permintaan Reva kepada dekan rumah sakit itu tentu saja

adalah langsung disetujui. Karena bagaimanapun juga Reva adalah orang yang diatur secara pribadi oleh dokter

Tanaka. Lalu dia segera memanggil Justin Tanolius, wakil direktur RS yang bertanggung jawab atas petugas dan

karyawan di RS. Dia meminta Justin untuk membantu pengaturannya. Justin sedang memikirkan bagaimana

mengatur permintaan Hiro yang datang dengan sebuah portfolio tadi. Secara kebetulan, yang dikatakan oleh Hiro

sebagai teman lamanya itu adalah Justin Tanolius. Hiro dan Justin sebenarnya tidak terlalu akrab satu sama lain.

Mereka hanya pernah berkenalan dan makan bersama di suatu pesta seorang teman. “Halo, direktur Justin!” Hiro

menyapanya dengan tersenyum. Setelah saling menyapa dan bertukar kabar kemudian Hiro langsung menjelaskan

niat dan maksud hatinya kepada Justin. “Direktur Justin, aku tahu ini agak merepotkan!” “Kau tidak perlu

memindahkannya ke posisi yang terlalu bagus. Kamu bisa memberikannya posisi apa saja.” “Ini hanya masalah

sepele, tolong jangan ditolak!” Kemudian Hiro meletakkan portfolio itu di atas meja. Salah satu sisi portfolio itu

terbuka dan memperlihatkan tumpukan uang di dalamnya. Justin tampak sedikit bingung. Apa maksudnya ini?

Bukankah dekan sudah menginstruksikannya? Lalu mengapa masih ada orang yang memberikan uang kepadanya?

Apakah khawatir dia tidak akan mengaturnya dengan baik? Lalu sambil pura – pura berpikir dan berkata,

“Saudaraku Hiro, apa hubungan Reva ini denganmu?” Lalu Hiro tersenyum dan berkata, “Ooh, dia ini kakak iparku.”

“Istrinya adalah kakak dari istriku!” Dan Justin langsung ngeh bahwa hubungan mereka ada kerabat, pantas saja!

Dia sengaja mengantarkan uang ke sini. Sepertinya memang benar – benar berniat untuk mencari posisi yang baik

dan santai. Bagaimanapun juga, uang ini harus diterima dulu! Lalu Justin pura – pura tidak enak hati dan berkata,

“Karena saudara Hiro sudah berkata seperti ini maka aku sebagai seorang kakak mau tak mau juga harus

membantumu dalam masalah ini!” “Begini saja, rumah sakit baru saja membuka sebuah departemen pengobatan

Tiongkok. Bagaimana kalau aku memindahkannya sebagai direktur departemen ini?” Mata Hiro langsung berbinar.

Tadinya dia mengira paling – paling Reva hanya akan dipindahkan ke departemen mana saja dan menjadi

cadangan. Tetapi Hiro sama sekali tak menyangka bahwa koneksi yang dimilikinya ini cukup berguna rupanya? Dia

langsung dipromosikan menjadi direktur? Kalau begitu bukankah dia telah menyelesaikan tugasnya dengan

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

sempurna? Hiro lalu mengepalkan tinjunya di depan dada (seperti memberi hormat) lalu berkata, “Kak Justin,

terima kasih banyak!” “Jika di kemudian hari kau memerlukan bantuanku silahkan katakan saja. Aku pasti akan

membantumu dengan sepenuh hati!” Justin berkata dengan manis di bibirnya tetapi diam – diam dia tertawa di

dalam hatinya. Reva sendiri adalah direktur departemen UGD jadi jika dia dipindahkan ke departemen pengobatan

Tiongkok sebagai direktur sebenarnya itu sama sekali bukan mempromosikan posisinya. Jadi masalah ini sama

sekali tidak sulit. Sedangkan uang Hiro sudah diantarkan kepadanya dan seolah – olah dia telah memberikan

bantuan yang sangat besar kepadanya. Bukankah itu sangat bodoh? Hiro sama sekali tidak tahu mengenai masalah

ini. Jadi setelah keluar dari rumah sakit dia segera menelepon Axel dan menceritakan hal ini dengan penuh

semangat. Axel juga tampak begitu senang dan bersemangat setelah mendengarkan ceritanya. “Hiro, kau

memang sangat bisa diandalkan dalam pekerjaanmu!” “Dari seorang petugas pembersih tiba – tiba dipromosikan

menjadi direktur departemen? Bukankah si Reva akan sangat kegirangan sekarang?” “Sekarang baru pergi

mencarinya dan meminta kartu itu. Aku ingin lihat apakah dia bisa menolaknya?”

 

 

Previous Chapter

Next Chapter