We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 824
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 824

Ekspresi pria itu langsung berubah. Dia menoleh dan mengulurkan tangan kanannya, seketika itu juga tampak

benda – benda panjang yang terbang secepat kilat.

Ada seseorang yang berdiri tidak jauh di belakangnya. Orang ini adalah Reva.

Melihat benda – benda ini mengarah kepadanya, Reva tidak mengelak. Dia mengulurkan tangan untuk meraihnya.

Benda yang terasa licin itu masih berputar dan langsung melilit pergelangan tangan Reva.

Pada saat ini Reva baru melihat dengan jelas bahwa benda yang dilemparkan oleh si pria itu adalah seekor ular

merah kecil.

Tangan Reva baru saja menangkap tubuh ular itu namun tidak dekat dengan kepalanya.

Seketika itu juga ular kecil tersebut melilit pergelangan tangan Reva dan membuka mulutnya kemudian hendak

menggigit lengan Reva.

Reaksi Reva sangat cepat. Dengan cepat dia menggenggam bagian yang dekat dengan kepala ular itu dengan

tangan kirinya dan ular itu langsung lumpuh.

Pada saat ini, pria itu menoleh kepadanya.

Dia adalah seorang pria yang berusia sekitar empat puluh atau lima puluhan dengan penampilannya yang aneh

dan tatapan matanya yang gelap.

Reva mengerutkan keningnya: “Siapa kau?”

“Kenapa kau memelihara serangga sihir di tempat ini?”

Pria itu menatap Reva dengan tatapan jijil: “Dasar bocah idiot, beraninya kau melawan aku. Itu namanya cari

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

mati!”

“Apa kau tahu bahwa yang kau pegang di tanganmu sekarang itu adalah ular merah yang telah aku sempurnakan

selama bertahun – tahun.”

“Racun ular merah itu bukan pada giginya tetapi pada tubuhnya.”

“Sejak kau menangkap ular merah itu, kau sudah menjadi orang mati!”

“Aku tidak tertarik untuk berbicara dengan orang mati!”

Reva mendengus dingin. Dia langsung melemparkan ular merah itu ke atas tanah.

“Apa kau pikir aku sudah terkena racunnya?”

Air muka pria itu langsung berubah.

Reva tampak berenergi dan ekspresinya juga tenang. Tangannya juga tidak apa sama sekali tidak bereaksi di

tangannya.

apa seolah

olah racun itu

Apa yang sedang terjadi?

Pria ini sangat jelas dengan racun ular merah itu. Begitu kau menyentuhnya makan kau pasti akan matt

Sedangkan pemudah yang didepannya ini telah membunuh ular merah itu tetapi dia masih tampak baik baik saja.

Ada apa ini?

“Se… sebenarnya siapa kau?”

“Mengapa kau ingin melawanku?”

Ekspresi pria itu tampak suram dan gelap.

Reva: “Bukannya aku ingin melawanmu, tetapi kau sudah melewati batas!”

“Kalau mau memelihara serangga sihir harus di lakukan di tempat yang tidak ada orang.”

“Kau memelihara serangga sihir di sekitar kota ini. Apa kau tahu berapa banyak nyawa tak berdosa yang akan mati

kalau serangga sihir itu lepas kendali?”

Pria itu menggerakkan giginya: “Tak perlu banyak bacot!”

“Biar aku tanya kepadamu, kau bekerja untuk siapa?”

Reva: “Aku tidak bekerja untuk siapapun!”

Pria itu menatap Reva sejenak lalu mendengus dingin: “Apa kau pikir aku akan mempercayaimu?”

“Katakanlah, sebenarnya kau bekerja untuk sekte mana?”

“Kalau kau masih tidak mau mengatakannya maka jangan salahkan aku yang bersikap kejam!”

Reva mengerutkan keningnya: “Sekte?”

“Maksudmu, 72 sekte yang ada di suku Maui?”

Pria itu menatapnya: “Tentu saja!”

“Gunung Seribu di Suku Maui dan guru dari 72 sekte itu telah datang.”

“Jangan bilang bahwa kau tidak tahu apa-apa lalu datang untuk melawanku?”

Wajah Reva menjadi dingin.

Di dalam liontin giok itu terdapat informasi tentang suku Maui.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Gunung Seribu adalah tanah milik suku Maui.

72 sekte itu adalah 72 pasukan yang bertanggung jawab atas gunung Seribu.

Setiap sekte memiliki kekuatan yang sangat kuat.

Di antara 72 sekte ini, ada beberapa sekte yang saling bermusuhan satu sama lainnya sementara yang lainnya

malah sangat akrab.

Namun, yang paling penting adalah orang- orang dari suku Maui hampir tidak akan keluar dari gunung

Seribu

Guru guru dari ke-72 sekte ini tidak akan meninggalkan gunung Seribu.

Tetapi sekarang, semua guru dari ke-72 sekte ini telah datang. Sebenarnya bagaimana situasinya sekarang?

Sementara Reva sedang berpikir, diam diam pria itu telah memasukkan benda seperti kue hitam ke dalam

mulutnya.

Dia mengunyah dengan keras dan ekspresinya tampak muram seolah-olah dia sedang menahan rasa sakit yang

luar biasa.

Melihat dia yang seperti ini, ekspresi Reva langsung menjadi dingin, “Kau dan aku sama-sama tidak saling

mengenal. Mengapa kau menggunakan serangga sihir dengan lima racun untuk menghadapiku?”

Pria itu memuntahkan kunyahannya lalu sambil menggettakkan giginya dia berkata, “Kau masih berani bilang

bahwa kau tidak bekerja untuk mereka?”

“Selain orang dari suku Maui, siapa lagi yang bisa tahu tentang serangga sihir dengan lima racun?”

“Hari ini, kau harus mati!”

Setelah mengatakan itu lalu pria tersebut duduk bersila di atas tanah sambil membuka mulutnya lebar – lebar.

Tampak seekor kelabang besar berwarna-warni yang merangkak keluar dari mulutnya!