We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 595
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Menantu Dewa Obat 

Bab 595 

Dengan marah Nara berkata, “Kau tak perlu mengatakan ini kepadaku!” 

“Pertanyaan macam apa ini? Ini namanya pemaksaan moral. Kau memaksaku untuk membuat pilihan?” 

“Aku kasih tahu yah, tentu saja orang tua lebih penting tetapi meskipun begitu jadi orang itu harus punya hati

nurani.” 

“Aku merasa sangat malu dengan apa yang telah kalian lakukan!” 

Setelah mengatakan itu, Nara langsung merebut ponselnya dari tangan Hana dan berkata dengan marah, “Kau

benar–benar sakit, kan?” 

“Oke, aku akan panggil ambulansnya sekarang.” 

“Aku akan minta mereka membawamu ke rumah sakit untuk langsung dilakukan diagnosis secara lengkap.” Ujar

Nara sambil melakukan panggilan telepon. 

Melihat akan hal ini, Alina segera melompat dari tempat tidurnya dan berkata, “Nara, apa yang mau kau lakukan

sebenarnya?” 

“Aku hanya merasa sedikit tidak enak badan saja. Apa kau perlu melakukannya sampai seperti ini?” 

“Aku hanya ingin kau menemaniku dirumah saja. Memangnya kenapa?” 

Dengan dingin Nara berkata, “Biasanya aku juga tidak pernah melihat kau meminta aku untuk tetap tinggal

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

dirumah untuk menemanimu.” 

“Sekarang perusahaan sedang ada masalah, kau malah meminta aku untuk menemanimu!” 

“Hemm, kalian kira aku benar–benar bodoh yah!” 

“Kalau kau tidak mau ke rumah sakit, yah sudah! Aku tak punya waktu untuk berbicara lebih lama lagi denganmu.”

Ujar Nara sambil bergegas keluar. 

Melihat ini, Alina dan Hana saling bertukar pandangan kemudian keduanya langsung bergegas meraih Nara

kembali. 

Nara berusaha mati–matian tetapi dia dicekal oleh Hana dan Alina. 

Alina: “Nara, jangan salahkan mama.” 

“Mama melakukan ini juga demi untuk kebaikanmu sendiri!” 

“Reva itu sama sekali bukan pasangan yang baik untukmu.” 

“Apapun yang terjadi, jangan pernah berpikir untuk pergi ke kantor hari ini!” ujar Hana sambil menggertakkan

giginya. 

“Setelah lewat hari ini, hubunganmu dengannya juga sudah berakhir. Di kemudian hari, kau pasti akan menemukan

orang yang seribu kali jauh lebih baik darinya!” 

Nara sudah hampir gila dibuatnya tetapi dia tidak bisa membebaskan dirinya jadi mau tak mau dia hanya bisa tetap

berada di rumah. 

Pada saat ini, sebagian besar anggota keluarga Shu sudah mendatangi perusahaan farmasi Shu dan meminta Nara

untuk memberikan penjelasan kepada mereka. 

Axel dan Hiro bersembunyi dalam kegelapan. Mereka menonton semua ini dan wajah mereka dipenuhi dengan

senyuman. 

“Masalahnya dibuat menjadi begitu besar hingga polisi pun dibuat khawatir.” 

“Sepertinya Reva pasti akan mampus kali ini!” bisik Hiro. 

Axel mengangguk puas. “Oke, kalau urusan bocah ini sudah diselesaikan maka keluarga kita akan berada di jalur

yang semestinya.” 

Sementara itu Tommy dan yang lainnya berseru serta berteriak, sekelompok orang datang dari luar. Mereka semua

merupakan pemegang saham perusahaan farmasi Shu. 

Si tua Geni, pak Wijaya dan yang lainnya berada di antara mereka semua. 

Begitu orang–orang ini sampai di lokasi kejadian, mereka langsung berbicara dan membela Reva. Mereka

mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak mempersoalkan masalah uang ini. 

Situasi ini membuat Tommy dan yang lainnya tampak sedikit lemah. 

Namun, akhirnya dengan keras kepala Tommy berkata, “Aku tidak peduli dengan kalian semua.” 

“Kalau kalian tidak mempermasalahkannya yah itu urusan kalian sendiri.” 

“Tetapi aku mau mempermasalahkannya!” 

“Aku masih punya 3% saham di perusahaan ini yang artinya aku juga memiliki bagian dari 3 milyar dolar itu.” 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Nara dan Reva sudah menghilangkan uangku, jadi mereka harus memberikan penjelasan kepadaku!” 

Si tua Geni berkata dengan marah, “Kau hanya punya 3% saham saja di perusahaan ini. Dan itu artinya di dalam 3

milyar ini, paling banyak kau hanya punya 3 persen saja!” 

“3% dari 3 milyar adalah sembilan puluh juta!” 

“Aku akan memberimu sembilan puluh juta dan setelah itu keluar kau dari sini!” 

Pak Wijaya dan yang lainnya juga satu demi satu ikut berbicara. Mereka setuju untuk memberikan 90 juta kepada

Tommy dan menyuruhnya keluar dari perusahaan itu. 

Axel dan Hiro yang berada di dalam ruangan gelap itu juga tampak pucat. 

Mereka benar–benar udak menyangka bahwa para pemegang saham ini akan benar– benar begitu membela dan

mendukung Reva. 

Tiga milyarnya sudah hilang pun mereka tidak mempermasalahkannya. Malahan mereka masih bersedia

mengeluarkan 90 juta dolar untuk menyelesaikan masalah ini. 

Tommy tampak terkejut kemudian setelah ragu – ragu sejenak dia kemudian berkata, “Ini bukan masalah 90 juta

dolarnya!” 

“Nara sudah mentransfer 3 milyar dolar kepada Reva dan itu melanggar peraturan. Sementara Reva yang

melakukan investasi itu juga telah melanggar peraturan sehingga menyebabkan 3 milyar ru hilang begitu saja.” 

“Semua perbuatan mereka ini ilegal dan melanggar hukum!” 

“Aku tidak mau sembilan puluh juta dolarnya! Aku mau mereka mempertanggungjawabkannya secara hukum!”