We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Empat bayi Kembar Kesayangan Ayah Misterius

Bab 50
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 50 

Pada saat ini Samara tidak bermaksud mengungkapkan identitasnya kepada Samantha. 

Apa gunanya mengungkapnya sekarang? 

Samantha masih belum sampai puncaknya, dia ingin membawanya sampai ke puncak

dengan tangannya sendiri, lalu dengan kejam membantingnya hingga jatuh ke bawah. 

Dengan mengenakan secarik topeng wajah yang penuh bintik-bintik ini, Samara dan

Samantha bertatapan secara empat mata. 

Ketika melihat jelas wajah di depannya adalah secarik wajah yang biasa biasa bahkan

penuh dengan bintik-bintik, hati Samantha yang menggantung tinggi baru berhasil merasa

lega. 

Wajah ini….. berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Samara. 

Kakak kembarnya Samara yang sudah meninggal dunia malah lebih cantik beberapa kali

lipat dari dirinya. 

Wanita jelek di depannya, dari ujung kepala sampai kaki tidak ada satu bagianpun yang

bisa dibandingkan dengan Samara. 

Orang mati sudah mati. 

Wanita jelek ini, mungkin hanya namanya saja yang sama dengan orang mati. 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Wajah kecil Samantha kembali bersinar dengan senyuman yang manis, dengan inisiatif

mengulurkan tangannya menyalami Samara: “Nona Samara, apa kabar, saya bernama

Samantha Wijaya, secara kebetulan, kita sama sama bermarga Wijaya.” 

Dalam hati Samantha memandang rendah terhadap Samara, tetapi dia ingin memberi

kesan yang baik di hadapan Asta, sehingga menampilkan sikapnya yang paling dermawan. 

Terapi —– 

Samara malah berlagak tuli, sama sekali tidak memandang Samantha yang mengulurkan

tangan kepadanya. 

“Nona Samara, kamu ini…..” 

Samara masih belum berbicara, Oliver telah gelisah sambil memonyongkan mulutnya:

“Bagaimana mau salam? Tangan Samara telah terluka.” 

“Oliver, kamu—— 

“Kenapa dengan saya?” Oliver mendelikkan matanya: “Saya seorang anak kecil berusia 5

tahun juga dapat melihat kain kasa di tangannya, pandanganmu jelek makanya tidak

nampak?” 

Samantha tahu setan kecil ini sulit diatasi. 

Mendapat perlawanan keras dari putranya, Samantha tidak berani memberi pelajaran

kepada Oliver lagi, dengan gagap dia memandang kearah Asta 

Dulu setiap kali Oliver melawannya. Asta pasti akan bersuara membela harga dirinya

sebagai ibu kandung mereka. 

Oliver dan Olivia kedua bocah yang merepotkan ini, tidak menghargai dirinya, tetapi tidak

berani tidak menghargai Asta. 

Pada saat Samantha mengira Asta akan bertindak seperti biasanya, memberi peringatan

kepada Oliver, dia malah mendengar Asta bersuara dengan ringan. 

“Matamu tidak bagus, apakah perlu saya kenalkan dokter spesialis mata kepadamu?” 

kata kata yang begitu santai, berhasil membuat raut wajah Samantha seketika berubah

menjadi 

pucat. 

“Asta….” Samantha masih belum ingin menyerah, masih berusaha mengadu: “Saya

mempunyai kata kata yang ingin kusampaikan secara pribadi, apakah kamu mempunyai

waktu senggang sekarang?” 

Samara tidak tertarik mendengar percakapan antara Samantha dan Asta, dia berinisiatif

untuk pamit : “Saya hari ini masih perlu ke Unit Kejahatan Berat untuk melakukan autopsi,

saya pamit duluan.” 

Samantha mengangguk dengan ringan, tetapi dalam hatinya ratusan kali memandang

rendah 

Terhadap Samara. 

Sudah wajahnya penuh dengan bintik-bintik. 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Masih melakukan autopsi mayat? 

Mungkin seperti yang dikatakan Ik Mic.cl, Smara ini hanya lebili disukai oleh Oliver dan 

Asta bindak bergeming terhadap Wanu unuk seperti dimnya, dia pasti tidak mungkin jatuh

hati kepada wanita jelek ini! 

Setelah Saman meninggalkan tempat itu, Oliver an Olivia kedua bocah itu juga

mengikutinya. 

Di dalam ruang makan hanya tinggal Asia dan Samantha berdua. 

Asta meneguk kopinya yang belum habis diminum, pandangannya sama sekali tidak jatuh

di tubuh Samantha yang merias diri dengan sempurna. 

Samantha duduk di tempat bekas Samara tadi, tubuhnya pelan pelan bergerak ke depan

seperti ingin semakin mendekat kepada Asta: “Asta, saya ingin diskusi sesuatu

denganmu……” 

Asta tidak bersedia memberi komentar 

Samantha tidak mendapatkan balasan darinya, terus melanjutkan bertanya: “Minggu depan

adalah ulang tahun ayah saya, apakah kamu bisa membawa Oliver dan Olivia menemani

saya pulang ke rumah keluarga Wijaya? 

“Apakah kamu mau saya mengumumkan secara resmi bahwa kamu adalah ibu kandung

dari Oliver dan Olivia?” 

“Asta, bukan itu maksud saya.” Samantha menggigit bibirnya dan berkata: “Sejak Oliver

dan Olivia dikirim pulang kepada keluarga Costan, ayahku tidak pernah bertemu mereka

lagi, dia bandar ingin bertemu mereka di acara ulang tahunnya yang ke GO.”