We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Empat bayi Kembar Kesayangan Ayah Misterius

Bab 214
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

 

Bab 214 

Nafas Vivian terengah engah karena berlari, begitu melihat Asta dia langsung

memeluknya. 

“Asta, begitu sulit mau bertemu denganmu!” Vivian membenamkan mukanya ke dalam

pelukan Asta, lalu berkata, “Mengapa tidak memberitahu saya kalau kamu mau datang

menjenguk nenek, untung masih sempat bertemu denganmu.” 

“Apakah begitu sulit untuk bertemu denganku?” Asta tidak mendorong gadis dalam

pelukannya, malah menepuk punggungnya dengan rasa sayang, “Bukankah sekarang

sudah bertemu.” 

“Kita sudah lama sekali tidak bertemu.” 

“Baiklah, lihatlah sepuas yang kamu mau.” 

Melihat kemesraan pasangan di depannya, Samara tiba tiba merasa susu kedelai di

mangkuknya tidak terasa manis lagi. 

Rupanya——- 

Asta juga bisa menunjukkan rasa sayangnya terhadap perempuan lain selain dirinya. 

Samara cepat cepat menghentikan jalan pikirannya yang melenceng. 

Dia tidak ada hubungan apa apa dengan Asta. 

Dia mau memilih wanita yang mana, tidak ada hubungan dengan dirinya! 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Tetapi, mengapa hatinya seperti ditusuk jarum. 

Astaga. 

Mengapa sampai membuatnya sulit bernafas. 

an 

Ketika Asta menatapnya, Samara berpura pura mengangkat mangkuk pors menghalangi

pandangannya sendiri. 

Dia tidak ingin membiarkan Asta melihat perasaan dirinya yang sedang kacau! 

Asta yang melihat Samara menahan rasa cemburunya, dia kelihatan semakin gembira. 

Ketika Vivian melepaskan Asta, dia baru menyadari adanya sosok asing yang belum pernah

dijumpainya berada di rumah nenek. 

Bab 214 

5 mutiara 

“Uh. Nona ini……” Vivian menunjuk ke arah Samara, “Apakah si Wilson sudah berbuat

kesalahan sehingga dia pecat? Ini Asisten barumu?” 

“Vivian, jangan sembarangan bicara.” Wajah nenek Judie terlihat serius, “Dia adalah teman

baik Tuan muda Asta.” 

Mendengar perkataan nenek, mata Vivian yang lincah baru memperhatikan dan menilai

Samara. Lalu, balik menatap Asta, hasilnya dia berkata: “Paham, sekarang masih teman

baik, lain hari akan menjadi kakak ipar saya bukan.” 

Kakak ipar? 

Samara tertegun. 

 

Vivian tertawa, dengan tenang dia mengulurkan tangan kecilnya kepada Samara: “Pertama

kali bertemu, saya bernama Vivian Sumardi, saya adalah adik sepupu Asta.” 

Dia adalah adik sepupu Asta? 

Apa yang barusan berada di pikirannya! 

Saat ini, ingin rasanya Samara mencari sebuah celah dan membenamkan wajahnya. 

“Apa kabar.” Samara mengulurkan tangannya membalas genggaman tangan kecil Vivian,

“Saya bernama Samara.” 

Setelah selesai berkenalan. 

Empat orang ini duduk kembali di meja makan. 

Sudah lama Vivian tidak minum susu kedelai buatan neneknya, dia minum dengan lahap. 

Rupanya nenek Judie lebih teliti, dia takut Samara salah paham, dengan inisiatif dia

menjelaskan: “Dulu saya menjadi ibu menyusui untuk Nona Amelia, putri saya mengikuti

saya hidup di keluarga Sumardi, tidak lama setelah dewasa di nikah dengan kakak dari

Nona Amelia dan menjadi menantu keluarga Sumar 

Vivian adalah cucu luar saya, dia juga merupakan adik sepupu Tuan muda Asta. Waktu kecil

mereka tumbuh bersama di gedung tua ini, hubungan mereka sangat akrab, sudah terbiasa

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

bercanda, kamu tidak keberatan bukan.” 

“Rupanya seperti itu.” Samara tertawa sambil berusaha menutupi perasaan bersalahnya. 

Vivian langsung merasa akrab dengan Samara, dia terus menempel, bertanya macam

macam dan akhirnya menambah pertemanan. 

Samara juga merasa Vivian sangat imut, mempunyai sifat manja seperti kebanyakan gadis

muda, karakternya mirip dengan cowok yang jujur dan tidak berbelit belit, sangat nyaman

bergaul dengannya. 

Akhirnya sesi sarapan selesai. 

Asta membawa Samara meninggalkan rumah nenek Judie. 

Di dalam mobil Hummer, mereka berdua tidak berbicara, suasana menjadi sedikit kaku. 

Asta masih ada pekerjaan yang harus dibereskan, setelah mengantar Samara pulang, dia

langsung pergi ke perusahaan. 

Setelah Samara sampai di rumah, anaknya telah pergi ke taman kanak kanak, di rumah

tinggal dia sendiri. 

Sejak semalam meninggalkan lokasi konferensi, Samara belum membereskan pekerjaan

dan berita di ponselnya 

Dia membuatkan secangkir kopi untuk diri sendiri, lalu mulai bekerja di depan komputer. 

Begitu membuka chat di twitter, ada dua hashtag yang bertanda me 

Yang pertama adalah #TalithakembalikankejayaandinastiTang# 

Yang kedua adalah #Samanthamenjelaskanpermainanpalsu#