Bab 559 Agatha yang duduk di kursi roda melihat Harvey tengah sibuk memayungi Selena dari kejauhan. Kini, Harvey tengah berdiri, sedangkan Selena berlutut. Di belakang mereka, rintik gerimis turun makin lebat.
membuat orang-orang menyaksikan keserasian di antara mereka.
Selama ini, Agatha telah bolak-balik bertanya pada Harvey soal keberadaan Arya. Namun, Harvey tak pernah mengungkapkan sedikit pun informasi tentangnya.
Baru pagi ini. Agatha menerima kabar Arya yang telah meninggal.
Bahkan, Agatha tidak bisa melihat Arya untuk kali terakhir dan mengantar dia sepanjang perjalanan terakhirnya. Arya meninggal tanpa tahu bahwa putri kandungnya adalah Agatha.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtHarvey sangat jahat.
Kata Harvey, ini adalah hukuman yang pantas Agatha terima.
Berakhir dengan Agatha yang bertanya dalam hati, ‘Memangnya apa salahku?” Selama bertahun-tahun, Agatha hidup di tengah kegelapan hingga kedua orang tuanya pun mati tragis di tangan Agatha seorang diri. Tiap hari dan sepanjang malam, dia harus berhadapan dengan rasa sesal dalam hatinya.
Saat baru kembali ke negaranya, rasanya Agatha menjadi orang paling beruntung di dunia. Dia memiliki keluarga yang harmonis, sosok ibu yang sangat menyayanginya, serta Harvey yang selalu berusaha melindunginya sepenuh hati.
Namun, dalam kurun waktu setahun, keadaannya I menjadi seperti ini.
Keluarga Wilson benar-benar berubah besar. Harvey memutuskan pertunangan mereka, orang tuanya kini pun sudah tiada, bahkan dirinya menjadi cacat.
Agatha meminta seseorang untuk mendekatkan kursi rodanya, kemudian dia menatap wajah cantik Selena dengan saksama.
Agatha membatin, ‘Wanita jalang ini makin cantik.” “Sekarang kamu puas, ‘kan!” Selena ditenggelamkan kesedihan. Saat mendengar suara Agatha, baru dia menoleh dan menatap Agatha.
Matanya menjadi merah, tetapi saat melihat Agatha, kesedihan di matanya seolah-olah melenyap “Aku puas? Puas dengan apa? Puas dengan fakta sumsum tulangmu sesuai, tapi kamu tolak mendonorkannya pada Ibu dan memperburuk kondisinya? Apa mungkin puas dengan kenyataan kalau Avah sudah nggak bisa diselamatkan? Sampai-sampai membuatnya sakit lagi. Apa yang terjadi hari ini adalah hasil dari ulahmu sendiri. Jadi, kepuasan macam apa yang kamu minta dariku? Pada dasarnya, semua itu memang kesalahan Agatha. Akan tetapi, mendengar rentetan penjelasan dan Selena rupanya malah membuat dia marah karena merasa malu.
“Pasti kamu yang menghasut Harvey untuk mencegahku bertemu dengan ayahku. Hatimu memang kejam, sehingga membuatku nggak bisa melihat ayahku untuk kali terakhir.” Selena hanya tersenyum dingin terhadap tuduhannya, bahkan dia enggan repot-repot menjelaskan.
Ketika jarinya bergerak membersihkan air mata terakhir di ujung matanya, Selena bangkit dari tanah. Lantas, dia melangkah dan mendekati Agatha dengan kedua tangan di sisi tubuhnya, lalu berkata, “Kalau memang aku sengaja, Ayah pun cuma memiliki satu putri. Yang berhak mendampinginya sampai akhir itu aku, bukan kamu.” Agatha benar-benar murka. Dia mengangkat tangan dan hendak memukul wajah Selena.
Setahun yang lalu, dia masih bisa mencaci dan merendahkan Selena. Namun, sekarang, Selena seperti menjadi sosok yang berbeda.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSelena mengulurkan tangannya dan menangkap pergelangan tangan Agatha, Beberapa hari ini, tangan kirinya telah dilatih sangat baik, bahkan lebih kuat daripada tangan kanannya.
Agatha merasa pergelangan tangannya hampir putus saat dicekal Selena, lalu dia menatap Harvey dengan tatapan memelas.
“Harvey, lihatlah dia...” Saat ini, orang-orang yang dulu selalu berada di sisi Agatha malah mengernyitkan kening dan menatapnya dengan dingin.
“Agatha, aku sudah memperingatkanmu untuk berhenti. Jangan sia-siakan kasih sayangmu!” “Harvey, gimana bisa kamu bersikap begini padaku?” “Kenapa aku nggak boleh bersikap begini padamu? Jangan lupa, kamu yang bersalah sejak awal.” Setelah berkata demikian, Harvey menatapnya dengan sorot mata dingin. Sembari memegang payung +15 BONUS untuk Selena, mereka meninggalkan tempat itu.
Aualha berlari ke arah Harvey seperti orang gila.
Tak disangka, Agatha hanya berakhir terjatuh di atas genangan air. Percikan air pun menyapu wajahnya dengan tak karuan.
Agatha merangkak maju bak seekor anjing sambil terus-menerus berteriak, “Harvey, lihat aku! Bisakahi kamu melihatku sebentar saja?”