Bab 216
Selena hanya merasa aneh dan bertanya dengan spontan, dia tidak menyangka akan mendapatkan
informasi.
“Latar belakang apa yang bisa dimiliki seorang petugas kebersihan?”
“Kudengar, petugas kebersihan ini pernah menyelamatkan Tuan Harvey.”
Selena tertawa, “Karena dia adalah penyelamatnya, mengapa Harvey masih menyuruhnya menjadi
seorang pembersih?”
“Petugas pembersih itu nggak memiliki keluarga, dia juga sudah terbiasa bekerja sebagai pembersih,
jadi dia memilih untuk terus melanjutkan pekerjaan pembersih ini, hanya saja dia bertanggung jawab
untuk membersihkan kantor Tuan Harvey
saja, sebenarnya pekerjaannya enggak begitu banyak, cukup ringan.”
Selena mengangguk, “Oh begitu.”
Setelah berbicara sebentar, Selena barulah pergi dan diam–diam mengingat petugas
kebersihan ini.
Malam sudah mulai larut, Selena menghadiri perjamuan bersama Lina.
Lina yang sedang make up di dalam mobil terus melirik ke arah Selena, “Selena, aku
lihat usiamu masih muda, asal kamu bisa memenangkan hati Pak Niko malam ini,
maka aku enggak akan mempermasalahkan kejadian semalam.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Apakah sulit untuk menaklukkan Pak Niko?”
“Bagi orang lain itu sulit, tetapi berbeda dengan gadis cantik seperti kamu.”
Setelah make up, Lina mendekatkan dirinya ke arah Selena, ketika Selena mencium
aroma parfum yang kuat dari tubuh Lina, dia mengernyitkan alisnya dan merasa
sedikit sesak.
“Selena, gadis lebih mudah sukses daripada pria, kita memiliki keunggulan yang
nggak dimiliki oleh pria sejak lahir, kamu mengerti maksudku, ‘kan?”
Tatapan Lina sangat rumit, Selena juga tidak bodoh, dia tahu apa maksud dari kata-
1/3
kata Lina.
“Aku mengerti.”
“Kamu adalah gadis yang cerdas, kamu nggak akan membuatku kecewa, ‘kan?”
Selena sangat ingin menjawab, ‘Kamu bukan ibuku, apakah perasaanmu begitu
penting bagiku?”
Karena sudah hampir tiba di tempat perjamuan, lebih baik dia enggak membuat masalah daripada
menambah masalah.
“Uhm.”
“Selena, aku akan menunggu kabar baikmu ya.” Lina memandang tubuh Selena dari
atas hingga ke bawah.
Pakaian kerja yang sederhana dan rapi yang dikenakan oleh Selena ini terlihat sangat menggoda,
lihatlah tubuhnya yang sangat berbentuk ini, bahkan seorang wanita pun akan tergoda ketika melihat
kakinya yang dibalut dengan stoking
berwarna kulit.
Lina tidak percaya dia enggak bisa menaklukkan pria tua mesum itu!
Di Hotel Krabi, Selena membawa tas yang berisi dokumen, dia berpikir sambil melangkah dengan hak
tingginya mengikuti Lina.
Lina pikir Selena belum pernah datang ke hotel mewah seperti ini, jadi dia berbisik kepada Selena,
“Selena, setelah kamu mendapatkan hati Pak Niko, aku pasti akan mempekerjakanmu secara tetap,
jika kamu bisa terus menetap di perusahaan kami, kamu bisa tinggal di hotel seperti ini kapanpun
kamu mau, itu bukan masalah.”
Selena tidak memberitahunya bahwa di lantai atas hotel ada suite eksklusif yang didekorasi sesuai
dengan selera Selena, baik dari kolam renang tak berbatas hingga
taman langit yang mewah.
Jujur saja, Harvey benar–benar cukup memanjakannya.
Saat Selena mengenang hari–hari ketika dia masih bersama Harvey, dia langsung melihat Agatha
yang sedang bergandengan tangan dengan Harvey, mereka berdua berjalan dari restoran hotel ke
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmarah lift eksklusif.
Saat itu Selena dan Harvey saling bertatapan, tetapi dia segera mengalihkan
tatapannya seperti orang asing yang berpapasan.
Tas di tangan Selena jatuh ke lantai, dia buru–buru membungkuk dan mengambil tas dokumen yang
jatuh berantakan.
Lina merasa agak enggak senang, “Selena, kamu nggak boleh begitu ceroboh ketika bertemu dengan
Pak Niko nanti.”
“Aku dandan dulu.”
Selena segera pergi ke kamar mandi.
Dia pikir dia sudah melupakan Harvey, tetapi begitu dia melihat pria yang dulunya hanya miliknya
dikotori gadis lain, dia tetap merasa sangat kecewa.
Tangan Selena menggenggam pintu dengan erat ketika teringat Harvey akan membawa Agatha ke
tempat favoritnya dulu, Agatha akan berendam di bak mandinya, mengenakan jubah mandi, dan tidur
dengan prianya.
Benar saja, cinta yang mendalam selama bertahun–tahun ini tidak bisa dilupakan dalam waktu dua
atau tiga bulan.
Tok tok tok.
Lina mengetuk pintu kamar mandi, “Selena, apa yang kamu lakukan? Cepatlah,
jangan membiarkan Pak Niko menunggu terlalu lama.”